perlengkapan dapur

Thursday, June 23, 2011

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil




a. Tinjauan Teori Medis
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan terjadi ketika hubungan seksual dilakukan pada saat wanita dalam masa ovulasi atau masa subur dan sperma dari pria membuahi sel telur dari wanita tsb. Telur yang telah dibuahi akan menempel pada dinding rahim, yang akan bertumbuh dan berkembang selama kira-kira 40 minggu.
Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma (Kushartanti, 2004).Masa kehamilan dimulai dan konsepsi sampai lahir janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terahir ( Hanifa, 2000).

2. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan mulai jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. System penilaian resiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil norml dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini muungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan atau asuhan antenatal.
a. Tujuan Asuhan Antenatal
  1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
  2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu dan bayi
  3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
  4. Mmempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimall mungkin
  5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi ekslusif
  6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agardapat tumbuh kembang secara normal
b. Kebijakan Program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan :
  1. satu kali pada triwulan pertama
  2. satu kali pada triwulan kedua
  3. dua kali triwulan ketiga
c. Pelayanan atau Asuhan Standar “7 T”
  1. (Timbang) berat badan
  2. Ukur (Tekanan) darah
  3. Ukut (Tinggi) fundus uteri
  4. Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT Lengkap
  5. Pemberian (Tablet) zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan
  6. (Tes) terhadap penyakit menular seksual
  7. (Temu) wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Proses penatalaksanaan kebidanan terdiri dari tujuh langkah yaitu pengkajian, interpretasi data, identifikasi, diagnosa/masalah potensial, antisipasi tindakan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Pusdiknakes, 2003).

3. Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil
a. Perut semakin membesar
Setelah 12 minggu, rahim membesar dan melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan bertumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu bagian teratas rahim sejajar dengan puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi kebanyakan wanita akan mulai tampak pembesaran perutnya pada kehamilan 16 minggu.

b. Sendawa
Sendawa dan buang angina adalah keluhan yang paling sering selama kehamilan. Hal ini karena usus merengang dan anda akan merasa kembung. Atasi dengan jangan makan dalam jumlah besar akan membuat kembung dan tak nyaman, dan hindari makanan yang menyebabkan banyak gas seperti jagung, permen, bawang merah.

c. Pelupa
Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selam kehamilannya, Ada beberapa teori tentang hal ini karena tubuh ibu terus bekerja berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga menimbulkan blok pikiran. Tidak perlu terpengaruh dengan hal ini sediakan catatan kecil dan beristirahat.

d. Nyeri Ulu Hati
Rasa panas atau terbakar didada bagian bawah atau perut bagian atas tapi tidak ada hubunganya dengan jantung. Hal ini karena asam lambung naik ke kerongkongan. Perasaan ini timbul pada wanita hamil pada trimester kedua ini, hal ini karena hormone progesterone meningkat yang menyebabkan relaksasi dari otot saluran cerna dan juga karena rahim yang semakin membesar yang mendorong bagian atas perut, sehingga mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.
Nilai positif dari relaksasi otot saluaran cerna adalah gerakan makanan menjadi lebih lambat sehingga nutrisi terserap lebih banyak.
Atasi dengan jangan makan dalam jumlah besar terutama sebelum mau tidur. Jauhi makanan yang pedas, berminyak dan berlemak. Waktu tidur malam tinggikan posisi kepala anda sehingga asam lambung tak dapat naik ke esophagus.

e. Sakit di perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasakan nyeri di perut bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Ini karena perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin membesar. Nyeri hanya beberapa menit dan tidak menetap.
Atasi dengan beristirahat duduk atau berbaring dengan posisi yang nyaman.

f. Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua ini, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
Atasi dengan lakukan perpindahan posisi perlahan- lahan atau bertahap untuk menghindari perubahan tekanan darah yang mendadak.

g. Mendengkur
Perubahan hormonal juga menyebabkan pembengkakan membran mukosa yang menyebabkan hidung terasa tersumbat dan mendengkur saat tidur.


4. Definisi Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Abortus yaitu pengeluaran hasil konsepsi, sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by low (JEFFCOAT, 1998).
Abortus yaitu terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16, dimana proses plasentasi belum selesai (Holmer, 1998).
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
Berdasarkan variasi berbagai batasan yang ada tentang usia / berat lahir janin viable (yang mampu hidup di luar kandungan), akhirnya ditentukan suatu batasan abortus sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 g atau usia kehamilan 20 minggu. (terakhir, WHO/ FIGO 1998 : 22 minggu)

a. Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :
  1. Kelaianan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah : a Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi X, b Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna, c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau atau alkohol.
  2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun
  3. Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis.
  4. Kelainan traktus genetalia seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua) retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.
b. Patogenesis
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, di ikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 6 minggu, villi kotaris belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu daripada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (lighted ovum) janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.

c. Manifetasi Klinis
  1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
  2. Pada pemeriksaan fisik : Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
  3. Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.
  4. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.
  5. Pemeriksaan ginekologi :
d. Komplikasi
  1. Perdarahan
  2. Perforasi
  3. Syok
  4. Infeksi
  5. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah.
e. Jenis Abortus
Berdasarkan keadaan janin yang sudah dikeluarkan, abortus dibagi atas:
  1. Abortus iminens, perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa ada tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat.
  2. Abortus insipiens, bila perdarahan diikuuti dengan dilatasi serviks.
  3. Abortus inkomplit, bila sudah sebagian jaringan janin dikeluarkan dari uterus. Bila abortus inkomplit disertai infeksi genetalia disebut abortus infeksiosa.
  4. Abortus komplit, bila seluruh jaringan janin sudah keluar dari uterus.
  5. Missed abortion, kematian janin sebelum 20 minggu, tetapi tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
Proses abortus dapat berlangsung spontan (suatu peristiwa patologis), atau artifisial / terapeutik (suatu peristiwa untuk penatalaksanaan masalah / komplikasi). Abortus spontan diduga disebabkan oleh :
  1. Kelainan kromosom (sebagian besar kasus)
  2. Infeksi (chlamydia, mycoplasma dsb)
  3. Gangguan endokrin (hipotiroidisme, diabetes mellitus)
  4. Oksidan (rokok, alkohol, radiasi dan toksin)

No comments:

Post a Comment

Teriakasih sudah memberikan komentar yang baik di blog ini.
Jangan lupa berkunjung kembali dan tinggalkan komentarnya lagi ya !!!!