IMPIAN ALDA
Karya : Dina
“Kenapa kamu tinggalin aku?Kenapa kamu gak tunggu aku datang? Padahal aku sengaja datang kesini buat ketemu sama kamu, tapi kenapa kamu malah pergi dari aku? Padahal hari ini aku ingin bilang kalau aku suka sama kamu,,, aku pengen kamu jadi bagian terindah dalam hidupku, tapi kenapa kamu malah pergi? Kamu tegaaaaaa,,,,, kamu kejaaammmm.”
Semua berawal saat aku duduk dibangku SMA, saat semua terasa indah dengan hadirnya sebuah cinta, cinta yang membuat orang bersatu, membuat orang menangis, bahkan membuat orang terpuruk dan terjatuh. Dan aku, Dimas C. M. Wiranegara, adalah orang yang mengalami semua hal itu, saat aku benar-benar menyukai seseorang, dia malah pergi ninggalin aku.
Suatu pagi, seperti biasa aku berangkat ke sekolah menggunakan motor hitam kesayanganku. Hari itu merupakan hari pertama ku masuk sekolah setelah 2 pekan berlibur semester. Dan pagi itu aku sengaja berangkat pagi sekali karena aku ingin terlebih dahulu mampir ke sebuah warung makanan. Dan setelah sampai diwarung tersebut:
“Pagi da!!! rajin amat pagi-pagi sudah beres-beres warung!!! “ kata ku sambil nyengir menyapa seorang gadis yang lugu dan manis, namanya Alda.
“Eh kamu Dim, kirain siapa, tumben mampir kesini? Mau beli makanan?“ tanya nya dengan penuh keakraban.
“Enggak, Cuma mampir aja, lagian kangen juga udah 2 minggu aku gak maen kesini,” jawab ku sambil mencari-cari alasan.
“Masa siih?? Oh iya gimana liburannya??? Menyenangkan?” tanya nya kembali.
“Ahh biasa saja, malahan waktu liburan aku jadi kangen rumah, ya mungkin karena kangen warung ini juga, terutama kangen sama orang yang jaga warung nya,” kata ku sambil nyengir.
“Ahh kamu bisa aja,,,, eehh iya mau bikin teh atau apa lah???”
“Gak usah lahh, udah siang nih, lagian aku kesini juga Cuma mau ngasih ini doang ko, kamu kan suka banget bikin cerita dan novel, makanya waktu liburan aku sengaja beliin buku novel ini buat kamu, yaa buat baca-baca dan nambah inspirasi lahh” kata ku dengan laga so bijak.
“Duuh makasiih banget Dim, kamu memang sahabat aku yang paling baik”
“Eaaa sama-sama, eh dah dulu yah, takut kesiangan nih, bye,,, bye,,” aku pun beranjak untuk brangkat ke sekolah.
Alda adalah temanku dari sejak SD. Mungkin karena dari dulu kami sering bareng, itulah yang membuat kami menjadi akrab. Namun kebersamaan kami agak terputus saat kami lulus dari SMP. Aku melanjutkan sekolah ke SMA, tapi Alda tidak.mungkin karena keadaan orang tuanya yang kurang mampu sehingga Alda lebih memilih untuk di rumah dan membantu ibunya berjualan di warung.Dan konon sejak SMP Alda juga sudah muali sering sakit-sakitan.Tapi di sela-sela itu juga Alda tetap menyempatkan waktu untuk membaca buku, bahkan dia sangat rajin membaca buku, baik buku pelajaran ataupun buku cerita.Sampai-sampai aku pun tidak pernah sungkan untuk meminjamkan bahkan memberikan buku-buku kepunyaanku. Selain itu, Alda juga sangat senang menulis cerita dan novel, kesenangannya itu pun sudah menjadi bakat Alda sejak duduk dibangku SD. Bahkan waktu SMP dia pernah menjuarai lomba menulis cerpen se-Kabupaten. Dan setiap kali dia membuat karyanya, mungkin aku lah orang pertama yang dia kasih tahu.Dan juga, salah satu cita-cita terbesarnya yaitu bisa menjadi penulis cerita yang sukses.
Siang itu matahari bersinar sangat terik, udara didalam kelas pun menjadi sangat panas saat suara para pengisi kelas bercampur aduk. Memang dipelajaran terakhir ini guru mata pelajaran yang bersangkutan tidak bisa masuk, karena ada sesuatu hal mendadak. Akibatnya suasana kelas pun menjadi tak terkendali. Aku pun lebih memilih untuk duduk melamun di tempat duduk ku daripada ikut-ikutan ngobrol gak jelas sama teman-teman yang lainnya. Dan tanpa terasa aku masuk jauh kedalam dunia khayal ku, dan didalam khayalan itu datang sesosok wanita yang cantik dan ramah, ialah Alda. Dan aku baru tersadar dari lamunan saat Robby teman sebangku ku menegur ku, “Woooy….!!! Ngelamun aja loe, dah bel nihh,,, kita cabut yukk!!!”
“E…eehh eloe, ganggu gue aja, eehh emang udahh bell ya???” Tanya ku dengan masih sedikit bingung.
“Yaaahhh eloe,,,, udah kali dari tadi juga, mang lagi ngelamunin siapa sih??”Robby balik bertanya.
“Euu,,,, Euu,,, enggak,” jawab ku singkat.
“Ehh yuk ahh maen,,, masa hari pertama masuk sekolah gak di rayain,“
“Emmmm gimana yah, bukannya gue gak mau maen, tapi tadi nyokap gue nyuruh gue cepet-cepet balik, cz ada acara keluarga” aku mencoba ngeles, padahal aku pengen cepat-cepat pulang dan maen ke warungnya Alda.
“Yaaaahh eloee, ini kan hari pertama brow, masa gak di rayain siihh?”
“Duuuuh sekali lagi gue minta maaf, tapi ini darurat banget, maaf banget ya brow, yuuk ahh gue duluan!!” kataku dengan terburu-buru dan langsung pergi ninggalin Robby.
“E,,ee,,,ee,,,hhhh Dim! Yaahh eloe” pekik Robby dengan nada kecewa.
“dah aja brow, mungkin dia emang lagi buru-buru.” teman yang lain mencoba meyakinkan.
Siang itu kupacu motor hitam kesayangan ku dengan cepat, karena aku ingin cepat-cepat sampai ke warung Alda. Saking terburu-buru, aku hampir menabrak pagar sekolah dan juga hampir menyerempet seorang ibu-ibu yang sedang berjalan di pinggir jalan. “heeeyy!!! Apa kamu gak liat?? Hati-hati kalau bawa motor” kata ibu itu dengan marah.Aku pun sejenak berhenti untuk meminta maaf, “duuuh maaf banget bu, saya gak sengaja, barusan buru-buru,” kataku mencoba mencari alasan.Untungnya ibu itu baik dan mau memaafkan aku. Setelah itu kupacu kembali motor hitamku dengan kecepatan tinggi.
Sesampainya di warung Alda, aku melihat warungnya sepi, dan kulihat Alda pun sedang asyik membaca buku novel yang tadi pagi aku kasih.
“Eheemmmm,,,,, permisi mbak, beli roti nya 2!” kata ku mencoba mengagetkan Alda.
Tanpa menoleh Alda pun menjawab, ”Eee,,,,eaa pa, sebent……..” (Alda menghentikan kata-katanya saat dia menatap ku) “Iiiihhhh kamu Dimaaaass,,, jahil amaaatt,,, aku kira yang mau beli” katanya dengan sedikit terkejut bercampur rasa jengkel.
“Hehehheheheee viiiss ahhh,, lagian serius amat siihh baca bukunya?? Ampe aku datang juga gak kamu sadari. Untung yang datangnya aku, gimana kalau yang beli terus dia gak bayar dan langsung pergi? Mungkin gak bakalan ketahan juga kali yah, hehehehee” kata ku ngeles dan coba buat cari alibi.
“Ahhh,,, ya gak mungkin gitu juga kali,” jawabnya sambil manyun.
“Manyuuuunnnn,,,,, di kasih tahu malah manyun, julekk tau, smile dong!” aku mulai merayu.
“Hehehehe,,” dia sedikit tersenyum walau tetap dengan wajah cemberutnya.
“Yang ikhlas dong senyum nya!!”
“Iya-iya,,, (dan dia pun tersenyum dengan sangat manis. “Naaahh gitu dong,,, kan cantiik, manis lagi. Awas ada semuut, nanti pada ngerumunin lagi”
“Ahh kamu, gariing tau!!” jawabnya dengan manyun lagi.
“Yaaaahhhhh manyun lagi nih” ejek ku, “enggaaakk” jawabnya cepat.
“Masaaaa???? Eheemmm ngomong-ngomong kemarau nih!!!” kata k menyindir.
“Maksudnya????? Ohhhh,,, ehh iya Pangeran Kodok mau minum apa???” balasnya ramah.
“Hehehehheeee, ngerti juga, apa aja boleh lah, yang penting segerrrr!!”
“Emmm,,,,, minumnya mau di gelas atau di ember??” jawabnya dengan guyonan.
“Emmmhh,, di ember aja lah, biar banyak” jawab ku. Kami pun tertawa dengan lepasnya.
Setelah itu kami berdua ngobrol melepas rindu sambil menjaga warung, dan tak terasa hari pun beranjak sore.Dan akupun baru menyadarinya ketika tiba-tiba handphone ku berbunyi, “Kriiiiinnnggggg”.Kemudian Alda mengingatkan “ehhh Dim tuh hp kamu nyala!”
“Ehh iya”, aku pun langsung mengambil hp dari saku ku.
“Siapa Dim?? Pacar kamu?” alda bertanya dengan penuh penasaran.
“Bukaan kali, ini dari mamah, lagian siapa juga yang punya pacar” jawab ku, “tunggu sebentar yaa” lanjut ku.
“Hallo maahhh!!!”
“Dim kamu dimana? Udah sore ko belum pulang?”
“A,,a,,anuu mahh, lagi dirumah Robby mah, tadi kan ada tugas dari sekolah, harus dikerjain sekarang, maaf ya mah Dimas gak sempat ngabarin mamah”
“Ohhh di rumah Robby, Iya gak apa-apa kok, mamah Cuma khawatir aja, cepat pulang yah”
“Iya mah, ini juga Dimas dah mau pulang ko, mamah tenang aja yah!”
“Ya udah, hati-hati di jalannya yah sayang!”
“Iya mah!” kemudian telpon pun ditutup.
Alda pun bertanya “ada apa Dim? Mamah kamu dah nyuruh kamu pulang yah??”
“Iya nih, biasa laah, takut anak yang gantengnya ini hilang kali yah”
“Huuuss ahh, kamu ko ngomong gitu, yaa bukannya malah bagus, itu berarti mamah kamu masih perhatian sama kamu. Sana giih cepat pulang! Lagian warungnya juga dah mau tutup ko” papar Alda dengan bijak.
“Ohh dah mau tutup yah? Ya udah atuh aku bantu kamu tutup warung dulu yah, gak apa-apa kan??” pinta ku pada Alda.
“Gak apa-apa siihh, tapi apa gak ngerepotin???” Tanya Alda pada ku.
“Ya enggak atuh” yakin ku.
“Ya udah atuh, bantu aku beresi dagangannya yah!!” Pintanya.
“Oke siaap bozz!!!”Jawab ku mantap.
Setelah kami beres-beres warung, kemudian aku berpamitan pada ibunya Alda dan kemudian langsung pulang.
Begitulah hari-hari selanjutnya pun kulalui.Hampir setiap pulang sekolah aku pasti langsung main ke warung nya Alda dan pasti pulang sore.Begitupun ketika hari minggu tiba, aku lebih memilih main ke warungnya Alda daripada diam di rumah atau main ke rumah teman-teman aku yang lainnya.
Lama-kelamaan mamah pun mulai curiga dengan kelakuanku.Dan pada suatu hari mamah memanggil ku dan mengajak ku bicara.
“Diimm, sini deh, ada yang mau mamah tanyain sama kamu” mamah meminta ku menghampirinya.
“Iya maah, ada apa?? Tumben mamah ngajak Dimas ngobrol, kayaknya penting yah?” tanya ku dengan penasaran.
“Iya, ada sesuatu hal yang sangat penting yang perlu mamah tanyain sama kamu.Gini yah, akhir-akhir ini mamah perhatiin kamu sering sekali pulang sore, terus kalau hari minggu kamu juga gak pernah betah di rumah, sebenarnya kamu kemana sih?Masa setiap hari kamu kerumah Robby? Kamu jujur deh sama mamah, sebenarnya apa yang sedang kamu lakukan? Mamah jadi khawatir sama kamu.” Mamah mencoba memaparkan permasalahan.
“Emmmmm,,,, mamah tenang aja deh, Dimas gak berbuat yang macem-macem ko, memang sih Dimas dah bohong sama mamah kalau selama ini Dimas suka main di rumah Robby.”
“Tuuh kan benar dugaan mamah, terus kamu kemana?Dan ngapain saja?” mamah mulai cemas.
“Tenang saja mamah ku sayang, tapi sebelumnya Dimas boleh nanya sesuatu gak mah?” aku pun mencoba berterus terang sama mamah.
“Nanya apa sayang?” mamah pun semakin penasaran.
“Wajar gak sih mah kalau anak seumuran Dimas ngerasain yang namanya cinta?” mamah pun tersenyum, “Gak tahu juga sih ya mah, apa mungkin Dimas jatuh cinta atau tidak. Mamah masih ingat kan sama Alda? Teman Dimas sejak dari SD?Kayaknya Dimas Jatuh cinta deh sama dia.”
“Ohh jadi anak mamah jatuh cinta nih cerita nya? Ya wajar sih kalau kamu suka sama Alda, yang penting kamu jangan terlalu berlebihan. Emmmmmm,,,,,, dan Mamah juga tahu, Alda memang gadis yang baik, mamah dukung ko.” Mamah pun tersenyum.
“Duuuhhh makasih banget ya mamah!!!!” aku pun langsung memeluk mamah.
Esok harinya, tanpa kusangka papah pulang dari kerja nya di sumatra, dan yang paling mengejutkan lagi papah mengajak kami pindah rumah ke Sumatra, karena dengan alasan ingin lebih dekat dengan tempat kerja dan ingin lebih bisa mengontrol keluarga. Papah mengajak kami untuk berangkat ke Sumatra sore ini, karena besoknya papah harus sudah masuk kerja lagi.Aku sangat terkejut, tapi apa boleh buat, kami gak bisa menentang keputusan papah, karena mungkin itu yang terbaik buat kami. dan kami pun berangkat ke Sumatra sore harinya. Karena terburu-buru, aku gak sempat mengabari Alda kalau aku akan pindah rumah. Dan ketika di pesawat aku baru ingat, “ya ampuun, aku gak ngasih tahu Alda!!” dalam hati aku Cuma bisa berkata “Alda, maafin Dimas, Dimas gak sempat kasih tahu kalau Dimas pindah rumah, tapi Dimas janji, suatu hari nanti Dimas pasti kembali.”
Setelah 2 bulan aku di Sumatra, secara kebetulan Papah mendapat tugas kunjungan ke perusahaan di Jawa. Kesempatan itu pun aku manfaatkan supaya aku bisa ikut ke sana dan menemui Alda untuk melepas rasa rindu. Setelah aku membujuk papah supaya aku bisa ikut kesana, akhirnya papah pun mengijinkan ku ikut.
Setelah sampai di Jawa, tujuan pertama ku adalah warung Alda.Tapi sesampainya di warung Alda, aku sangat terkejut karena warungnya Alda tutup.Akupun langsung beranjak ke rumah Alda, tapi rumahnya pun sepi tanpa penghuni.Saat aku mulai kebingungan, tiba-tiba ada seorang anak kecil datang menghampiriku, kemudian dia bertanya “kakak mencari siapa?”
Aku pun menjawab “kakak mencari kak Alda, Ade tahu kan?”
Adik kecil itu mengangguk tapi agak kebingungan. Aku pun kembali bertanya “Ade tahu gak sekarang Kak Alda dimana?”.
Adik kecil kemudian menjawab “kak Alda yang ada di rumah ini maksud kaka??Dia sudah meninggal kak, sudah 2 minggu.Makamnya juga gak jauh dari sini, itu ada di sebelah sana” katanya sambil menunjuk kearah utara.
Tanpa berpikir panjang aku segera berlari kearah yang tadi di tunjuk sang adik. Setelah sampai, kulihat ada sebuah makam yang masih merah, dan di batu nisannya tertulis nama yang tidak asing lagi bagi ku, “Alda”.tanpa sadar akupun tersungkur dan menangis di atas batu nisan kubur tersebut.
“Kenapa kamu tinggalin aku?Kenapa kamu gak tunggu aku datang? Padahal aku sengaja datang kesini buat ketemu sama kamu, tapi kenapa kamu malah pergi dari aku? Padahal hari ini aku ingin bilang kalau aku suka sama kamu,,, aku pengen kamu jadi bagian terindah dalam hidupku, tapi kenapa kamu malah pergi? Kamu tegaaaaaa,,,,, kamu kejaaammmm.” Aku menangis tersedu-sedu meratapi kekecewaan dan kesedihanku.Tiba-tiba dibelakang ada seseorang menyapaku, “Nak Dimas?”
Dan saat aku menoleh ke belakang, “Ibu??? (rupanya itu ibunda Alda, aku langsung merangkul dan menangis dipelukannya) Bu kenapa Alda pergi? Sebenarnya apa yang terjadi dengan Alda? Jawab Bu, apa yang terjadi dengan Alda?”
Sambil menangis ibunda Alda mencoba menjelaskan pada ku kalau alda sudah 2 minggu meninggal karena penyakit jantung yang di deritanya.Sebenarnya setelah satu minggu aku pindah rumah, Alda mulai sakit-sakitan, dan setelah di periksa ke dokter, Alda dinyatakan mengalami penyakit jantung dan sudah memasuki stadium akhir.Setelah dirawat beberapa pekan, rupanya Alda tidak bisa lagi bertahan dan dia pun meninggal.
“Ibu harap nak Dimas bisa merelakan Alda, nak Dimas gak boleh sedih ataupun kecewa, karena itu amanat terakhir yang Alda sampaikan sama ibu buat nak Dimas.Kalau nak Dimas tetap seperti ini, kasihan Alda dialam sana, dia pasti tidak tenang, karena tidak rela melihat nak Dimas sedih.”
“Iya bu, mungkin Dimas harus bisa merelakan Alda. Dimas percaya, kalau di alam sana Alda pasti bahagia, karena Alda adalah gadis yang sangat baik. Dimas percaya itu bu.” Tuturku dengan nada lemah dan masih terisak-isak.
“Iya amiiiin.Ibu juga selalu berharap seperti itu. Eh iya nak Dimas, ibu menemukan surat dan buku catatan ini di meja kamar Alda, setelah ibu baca, rupanya surat itu Alda buat untuk nak Dimas. Silahkan nak Dimas baca.” Lalu ibu memberikan surat dan buku catatan tersebut.
Akupun langsung membacanya.
Vertical Scroll: Dear Dimas sayank, Salam kangen, Dim, kenapa kamu gak bilang-bilang sama aku kalau kamu mau pindah ke Sumatra, padahal kalau kamu ngasihtahu aku, mungkin aku berusaha buat siap kehilangan kamu. Tapi kamu pergi begitu saja, dan itu sangat membuat aku sedih dan kecewa. Dim, Melalui surat ini sebenarnya ada yang mau aku bilang sama kamu, aku ingin bilang makasih banget sama kamu karena kamu dah nemenin aku selama ini. Dan aku juga pengen bilang, jujur sebenarnya aku suka banget samakamu, mungkin perasaan ini memang salah, karena kamu gak mungkin suka sama aku. Dan saat kamu pergi, aku merasa sangat kehilangan. Dim, kamu juga tahu kan cita-cita aku selama ini? Bersama surat ini juga aku sertakan cerita terbaruku yang aku buat special untuk kamu, dalam cerita ini aku gambarkan semua impian ku, impian menjadi seorang penulis yang sukses, impian menjadi orang yang sangat bahagia dan impian ku yang terbesar yaitu bisa bersama kamu. Tapi buku ini belum selesai, karena satu impian ku belum bisa aku tebak akhirnya seperti apa. Aku harap kamu bisa melanjutkan isi cerita buku itu, dan menyelesaikannya untukku. Dim,mungkin saat surat ini sampai ke kamu, aku mungkin udah gak ada, karena sekarang penyakit jantungku kumat lagi dan kemungkinanminim untuk sembuh. Tapi itu jangan kamu jadikan bahan kesedihan, karena aku gak mau lihat kamu sedih seperti yang selalu kamu ucapkan pada ku dulu.Dan terakhir, aku nitip buku ini, dan aku juga nitip hati aku untuk mu. Semoga kamu betah dengan rumah kamu yang baru ya Dim, tapi jangan lupa kamu juga harus sering main kesini, karena aku sangat kangen kamu. Salam rindu, Alda
Setelah aku membaca surat itu aku pun berbicara dalam hati, “Alda, aku juga sangat suka kamu, aku sengaja datang kesini untuk bilang itu sama kamu, tapi kamu malah pergi ninggalin aku.”
Kemudian aku baca juga buku catatan Alda, setetelah kubuka, didalamnya ada sebuah cerita yang berjudul “Impian Alda”.Setelah kubaca ternyata didalamnya berisi tentang semua cita-cita dia yang ingin menjadi penulis handal, tapi saat ku buka lembaran selanjutnya, rupanya cerita itu belum selesai, dan dibawahnya Alda menuliskan kalimat “Dim lanjutin ya ceritanya, Untuk aku”.
Setelah kejadian itu, akupun bertekad untuk melanjutkan mimpi Alda yang tertunda, yaitu menjadi Penulis yang sukses.Aku lanjutkan isi dari cerita tersebut, dan setelah selesai, aku cetak buku tersebut menjadi sebuah novel. Dan di sampul depan ku tulis nama pengarang, “Alda”.
Tak kusangka buku tersebut sangat laku dipasaran, dan akupun bisa tersenyum bangga.
“Alda, andai kamu tahu, kamu sudah jadi penulis yang sukses sekarang.Buku mu sangat laku dipasaran, dan aku juga sangat bangga. Aku harap dialam sana kamu juga bisa merasakan kebahagiaan ini.
THE END
No comments:
Post a Comment
Teriakasih sudah memberikan komentar yang baik di blog ini.
Jangan lupa berkunjung kembali dan tinggalkan komentarnya lagi ya !!!!