perlengkapan dapur

Wednesday, December 28, 2011

Stimulasi Nyeri

Seseorang dapat menoleransi, menahan nyeri (pain tolerance), atau dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold). Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri, di antaranya:
  1. Trauma pada jaringan tubuh. Misalnya karena bedah, akibat terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor.
  2. Gangguan pada jaringan tubuh. Misalnya karena edema, akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri.
  3. Tumor, dapat juga menekan reseptor nyeri.
  4. Iskemia pada jaringan. Misalnya terjadinya blokade pada arteria koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laknat.
  5. Spasme otot, dapat menstimulasi mekanik.
Teori Nyeri
Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri, di antaranya:
  1. Teori Pemisahan (specificity theory). Menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke medula spinalis (spinal cord) melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior. Kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
  2. Teori pola (pattern theory). Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medula spinalis dan merangsang aktivitas sel T. hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri, serta kontraksi menimbulkan presepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Presepsi dipengaruhi oleh modalitas respon dari reaksi sel T.
  3. Teori pengendalian gerbang (gate control theory). Menurut teori ini nyeri bergantung dari kerja serat saraf besar dan kecil. Keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat besar akan meningkatkan aktivitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyabakan hantaran rangsangan terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang ke korteks serebri. Hasil persepsi akan di kembalikan ke medulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T. rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas substansia gelatinosa dan membuka ointu mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri.
  4. Teori transmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls saraf, sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif olehneurotransmiter yang spesifik. Kemudian, inhibisi impuls menjaqdi efektif ileh impuls-impuls pada serabat – serabut besar yang memblok impuls-impuls lamban dan endogen opiate sistem supresif.


Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal,diantaranya adalah:
  1. Arti Nyeri : Arti nyeri bagi individu memiliki banyak perbedaan dan hanpir sebagian arti nyeri tersebut merupakanarti yang negative,seperti membahayakan,merusak,dan lain-lain. Keadaaan ini di pengaruhi oleh berbagai faktor,seperti usia,jenis kelamin,latar belakang social cultural,lingkunngan,dan pengalaman.
  2. Persepsi Nyeri : Persepsi nyeri merupakan penilaian sangat subjektif,tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative secara kognitif).Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor.
  3. Toleransi Nyeri : Toleransi ini erat hubungannnya dengan adanya intensitas nyeri yang dapatmempengaruhi seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol,obat-obatan,hipnotis,gesekan atau garukan,pengalihan perhatian,kepercayaan yang kuat,dan lain-lain. Sedangkan fakor yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan,rasa marah,bosan,cemas,nyeri yang tidak kunjung hilang,sakit,dan lain-lain.
  4. Reaksi Terhadap Nyeri : Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang terhadap nyeri,seperti ketakutan,gelisah,cemas,menangis,dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,seperti:arti nyeri,tingkat persepsi nyeri,pengalaman masa lalu,nilai budaya , harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, takut, cemas, usia, dan lain-lain.

No comments:

Post a Comment

Teriakasih sudah memberikan komentar yang baik di blog ini.
Jangan lupa berkunjung kembali dan tinggalkan komentarnya lagi ya !!!!