MAKALAH
PENANGANAN SYOK OBSTETRI
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Obstetri Patologi
Disusun
oleh :
Kelompok
9
Lia
Heru Sutati
Rully
Siska A
Siti Mulyani
Siti Napsiah
Siti Nurjanah
Widya Ledy Saputri
PRODI KEBIDANAN Tk. IIB
POLTEKES TNI-AU CIUMBULEUIT
BANDUNG 2010-2011
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya serta dengan keutamaan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Adapun
tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
ini Obstetri Patologi.
Tak
ada gading yang tak retak, begitupun dengan makalah ini kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Namun demikian, kami mengharapkan
semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita yang masih banyak kekurangan
dalam ilmu pengetahuan.
Kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi
perbaikan dalam makalah selanjutnya.
Bandung, September 2011
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.
Syok Obstetri
B.
Klasifikasi Syok
C.
Penanganan Syok
D.
Penentuan dan Penanganan Penyebab
Syok
E.
Syok Septik
F.
Penilaian Ulang
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Syok obstetri adalah keadaan
syok pada kasus obstetri yang kedalamannya tidak sesuai dengan perdarahan yang
terjadi. Syok adalah ketidakseimbangan antara
volume darah yang beredar dan ketersediaan sistem vascular bed sehingga
menyebabkan terjadinya: hipotensi, penurunan
atau pengurangan perfusi jaringan atau organ, hipoksia
sel, perubahan metabolisme aerob menjadi anaerob. Dengan
demikian, dapat terjadi kompensasi peningkatan detak jantung akibat menurunnya
tekanan darah menuju jaringan. Dampak gagalnya
siklus Kreb adalah hipoksia sel yang terlalu lama yang menyebabkan terjadinya
kerusakan pada sistem enzim sel dan metabolisme sel. Klasifikasi
syok: syok hipovolemik, syok
sepsis (endatoxin shock), syok kardiogenik, dan syok
neurogenik. Beberapa penanganan
kebidanan dalam menghadapi klien yang mengalami syok – syok tersebut.
Penanganan tersebut dapat mengurangi angka kematian ibu dan anak dalam proses
peesalinan
1.2 TUJUAN
1.2.1
Untuk memperdalam
pengetahuan mengenai obstetri fisiologi yang berhubungan dengan kehamilan
1.2.2
Memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Obstetri Patologi.
1.2.3
Memperdalam
pengetahuan demi kepentingan pekerjaan yang akan digeluti di masa mendatang.
BAB II
PEMBAHASAN
Syok Obstetri
Syok obstetri adalah keadaan syok
pada kasus obstetri yang kedalamannya tidak sesuai dengan perdarahan yang
terjadi. Dapat dikatakan bahwa syok yang terjadi karena kombinasi:
• akibat perdarahan.
• akibat nyeri.
• akibat perdarahan.
• akibat nyeri.
Syok adalah ketidakseimbangan antara volume darah yang
beredar dan ketersediaan sistem vascular bed sehingga menyebabkan terjadinya:
1. Hipotensi.
2. Penurunan atau pengurangan perfusi jaringan atau organ.
3. Hipoksia sel.
4. Perubahan metabolisme aerob menjadi anaerob.
Dengan
demikian, dapat terjadi kompensasi peningkatan detak jantung akibat menurunnya
tekanan darah menuju jaringan.
Jika ketidakseimbangan tersebut terus berlangsung, akan terjadi:
Jika ketidakseimbangan tersebut terus berlangsung, akan terjadi:
1.
Semakin menurunnya
aliran 02 dan nutrisi menuju jaringan.
2.
Ketidakmampuan sistem
sirkulasi unruk mengangkut CO2 dan hasil maabolisme lainnya sehingga terjadi timbunan asam laktat dan asam piruvat di jaringan tubuh
dan menyebabkan asidosis metabolik.
3.
Rendahnya aliran 02
menuju jaringan akan menimbulkan metabolisme anaerob yang akan menghasilkan
produk samping:
a. Timbunan asam laktat
b. Timbunan asam piruvat
a. Timbunan asam laktat
b. Timbunan asam piruvat
Dampak
gagalnya siklus Kreb adalah hipoksia sel yang terlalu lama yang menyebabkan terjadinya
kerusakan pada sistem enzim sel dan metabolisme sel.
Klasifikasi Syok
1.
Syok hipovolemik
a.
Syok akibat
Perdarahan:
Pada obstetri disebabkan oleh:
Pada obstetri disebabkan oleh:
·
Perdarahan pada
abortus
·
Perdarahan akibat
trauma jalan lahir
- Perdarahan pada ruptur serviks
- Perdarahan robekan vagina
- Perdarahan ruptur uteri’
- Perdarahan operasi obstetri
- Perdarahan pada ruptur serviks
- Perdarahan robekan vagina
- Perdarahan ruptur uteri’
- Perdarahan operasi obstetri
Pada Ginekologi:
• Perdarahan disfungsional uteri
• Perdarahan pada hamil ektopik
• Perdarahan pada keganasan
• Perdarahan pada ovarium
• Perdarahan pada operasi ginekologi
• Perdarahan disfungsional uteri
• Perdarahan pada hamil ektopik
• Perdarahan pada keganasan
• Perdarahan pada ovarium
• Perdarahan pada operasi ginekologi
b. Syok akibat kehilangan cairan
·
Hiperemesis gravidarum
·
Kehilangan cairan
akibat
-Diare
-Pemakaianobat diuretic
-Diare
-Pemakaianobat diuretic
·
Syok akibat
pengeluaran cairan asites yang terIalu banyak dan mendadak
c.
Supine hypotensive
syndrome
·
Syok berkaitan dengan kompresi
uterus pada vena cava inferior sehingga aliran darah yang menuju atrium kanan
berkurang.
d.
Syok berkaitan dengan
disseminated intravascular coagulation.
·
Emboli air ketuban
·
Syok karena terdapat
IUF dead
2.
Syok sepsis (endatoxin shock)
a. Infeksi dengan masuknya endotoksin yang berasal dari dinding bakteri
gram-negatif.
b. Endotoksin dapat menimbulkan mata rantai gangguan pada berbagai organ
sehingga menimbulkan sindrom Syok sepsis.
c. Komplikasi yang paling sering berkaitan dengan syok sepsis:
• Abortus infeksius
• Korioamnionitis
• Pielonefritis
• Endometritis postpartum
• Abortus infeksius
• Korioamnionitis
• Pielonefritis
• Endometritis postpartum
3.
Syok kardiogenik
a. Kegagalan ventrikel kiri
·
Akibat cardiac
arrest atau ventrikel fibrilasi
·
Infark miokard
b. Kegagalan pengisian
vanrikel kiri:
·
Tamponade jantung–akibat
emboli pada jantung
·
Emboli paru
- Lepasnya embolus dari flebitis interna.
- Pada operasi ekstensif pelvis–operasi radikal.
- Lepasnya embolus dari flebitis interna.
- Pada operasi ekstensif pelvis–operasi radikal.
4.
Syok neurogenik
a. Akibat zat kimia–aspirasi dari cairan atau isi lambung.
b. Akibat obat-obatan–anestesi spinal.
c. Inversio uteri—kolaps vasomotor.
d. Gangguan eiektrolit–hiponatremia–kekurangan ion Na.
PENANGANAN SYOK
Prinip Dasar
Penanganan Syok
1. Tujuan utama pengobatan syok adalah melaku kan penanganan awal dan khusus
untuk:
·
Menstabilkan kondisi
pasien
·
Memperbaiki volume
cairan sirkulasi darah
·
Mengefisiensikan
system sirkulasi darah
1. Setelah pasien stabil tentukkan penyebab syok
Penangana Awal
1. Mintalah bantuan. Segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan
fasilitas tindakan gawat darurat
2. Lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu dan harus dipastikan
bahwa jalan napas bebas.
3. Pantau tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan dan suhu tubuh)
4. Baringkan ibu tersebut dalam posisi miring untuk meminimalkan risiko
terjadinya aspirasi jika ia muntah dan untuk memeastikan jalan napasnya
terbuka.
5. Jagalah ibu tersebut tetap hangat tetapi jangan terlalu panas karena hal
ini akan menambah sirkulasi perifernya dan mengurangi aliran darah ke organ vitalnya.
6. Naikan kaki untuk menambah jumlah darah yang kembali ke jantung (jika
memungkinkan tinggikan tempat tidur pada bagian kaki).
Penanganan Khusus
1. Mulailah infus intra vena (2 jika memungkinkan dengan menggunakan kanula
atau jarum terbesar (no. 6 ukuran terbesar yang tersedia). Darah diambil
sebelum pemberian cairan infus untuk pemeriksaan golongan darah dan uji
kecocockan (cross match), pemeriksaan hemoglobin, dan hematokrit. Jika
memungkinkan pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit, ureum, kreatinin, pH
darah dan elektrolit, faal hemostasis, dan uji pembekuan.
·
Segera berikan cairan
infus (garam fisiologk atau Ringer laktat) awalnya dengan kecepatan 1 liter
dalam 15-20 menit
Catatan: Hindari
penggunaan pengganti plasma (seperti dekstran). Belum terdapat bukti bahwa
pengganti plasma lebih baik jika dibandingkan dengan garam fisiologik pada
resusitasi ib yag mengalami syok dan dekstran dalam jumlah banyak dapat
berbahaya.
·
Berikan paling sedikit
2 Liter cairan ini pada 1 jam pertama. Jumlah ini melebihi cairan yang
dibutuhkan untuk mengganti kehilangan cairan yang sedang berjalan
·
Setelah kehilangan
cairan dikoreksi, pemberian cairan infuse dipertahankan dalam kecepatan 1 liter
per 6-8 jam
·
Catatan: Infus dengan
kecepatan yang lebih tinggi mungkin dibutuhkan dalam penatalaksanaan syok
akibat perdarahan. Usahakan untuk mengganti 2-3 kali lipat jumlah cairan yang
diperkirakan hilang.
1. Jika vena perifer tidak dapat dikanulasi, lekukakan venous cut-down
2. Pantau terus tanda-tanda vital (setiap 15 menit) dan darah yang hilang.
Apabila kondisi pasien membaik, hati-hati agar tidak berlebihan memberikan
cairan. Napas pendek dan pipi yang bengkak merupakan kemungkinan tanda
kelebihan pemberian cairan.
3. Lakukan kateterisasi kandung kemih dan pantau cairan yang masuk dan jumlah
urin yang keluar. Produksi urin harus diukur dan dicatat.
4. Berikan oksigen dengan kecepatan 6-8 liter per menit dengan sungkup atau
kanula hidung.
PENENTUAN DAN PENANGANAN PENYEBAB SYOK
Tentukan penyebab syok
setelah ibu tersebut stabil keadaannya
Syok Perdarahan
Jika perdarahan hebat
dicurigai sebagai penyebab syok:
1. Ambil langkah-langkah secara berurutan untuk menghentikan perdarahan
(seperti oksitosin, masasse uterus, kompresi bimanual, kompresi aorta,
persiapan untuk tindakan pembedahan).
2. Transfusi sesegera mungkin untuk mengganti kehilangan darah. Pada kasus
syok karena perdarahan, transfusi dubutuhkan jika Hb <8 g%. Biasanya darah
yang diberikan ialah darah segar yang baru diambil dari donor darah.
3. Tentukan penyebab perdarahan dan tata laksana:
·
Jika perdarahan
terjadi pada 22 minggu pertama kehamilan, curigai abortus, kehamilan ektopik
atau mola
·
Jika perdarahan
terjadi setelah 22 minggu atau pada saat persalinan tetapi sebelum melahirkan,
curigai plasenta previa, solusio plasenta atau robekan dinding uterus (rupture
uteri).
·
Jika perdarahan
terjadi setelah melahirkan, curigai robekan dinding uterus, atonia uteri,
robekan jalan lahir, plasenta tertinggal.
1. Nilai ulang keadaan ibu: dalam waktu 20-30 mnit setelah pemberian cairan,
nilai ulang keadaan ibu tersebut untuk melihat tanda-tanda perbaikan.
2. Tanda-tanda bahwa kondisi pasien sudah stbil atau ada perbaikan sebagai
berikut:
·
Tekanan darah mulai
naik, sistolik mencapai 100 mmHg
·
denyut jantung stabil
·
Kondisi mental pasien
membaik, ekspresi ketakutan berkurang
·
Produksi urin
bertambah. Diharapkan produksi urin paling sedikit 100 ml/4 jam atau 30 ml/jam
Syok Septik
1. Jika infeksi dicurigai menjadi penyebab syok:
·
Ambil sampel
secukupnya darah, urin, pus, untuk kultur mikroba sebelum memulai terapi
antibiotika, jika fasilitas memungkinkan.
·
Penyebab utama syok
septic (70% kasus) ialah bakteri gram negative seperti Esckherisia koli,
Klebsiella pnemoniae, Serratia, Enterobakter, dan Psedomonas.
·
Antibiotika harus
diperhatikan apabila diduga atau terdapat infeksi, misalnya pada kasusu sepsis,
syok septic, cedera intraabdominal, dan perforasi uterus.
Catatan: Jangan
diberikan antibiotika melalui mulut pada ibu yang sedang syok.
·
Untuk kebanyakan kasus dipilih antibiotika berspektrum
luas yang efektif terhadap kuman gram negative, gram postif, anerobik, dan
klamidia. Antibiotika harus diberikan dalam bentuk kombinasi agar diperoleh
cakupan yang luas.
·
Berikan kombinasi
antibiotika untuk mengobati infeksi aerob dan anaerob dan teruskan sampai ibu
tersebt bebas demam selama 48 jam.
o
Penisillin g 2 juta
unit ata ampisilin 2 g I. V setiap 6 jam.
o
Ditambah gentamisin 5
mg/kg BB I.V setiap 24 jam.
o
Ditambah metronidazol
500 mg I. V. setiap 8 jam.
·
Nilai ulang keadaan ibu
tersebut untuk menilai adanya tanda-tanda perbaikan.
1. Jika trauma dicurigai
sebagai penyabab syok, lakukan prasiapan untuk tindakan pembedahan.
2. Perubahan kondisi sepsis sulit diperkirakan, dalam waktu singkat dapat
memburuk
3. Tanda-tanda bahwa kondisi pasin sudah stabil atau ada perbaikan adalah
·
Tekanan darah mulai
naik, sistolik mencapai 100 mmhg
·
Denyut jantung stabil
·
Kondisi maternal
membaik, ekspresi ketakutan berkurang
·
Produki urin
bertambah.Diharapka produksi urin paling sedikit 100 ml/4 jam atau 30 ml/jam.
PENILAIAN ULANG
1. Nilai ulang respon ibu tehadap pemeriksaan varian dalam waktu 30 mneit
untuk menentukkan apakah kondisinya membaik. Tanda-tanda perbaikkan meliputi:
·
nadi yang stabil (90
menit atau kurang)
·
Peningkatan tekanan
darah (sistolik 00 mmHg atau lebih)
·
Perbaikan tatus mental
(brkurangnya kebingungan dan kegelisahan)
·
meningkatnya jumlah
urin (30 ml pr jam atau lebih)
2. Jika kondisi ibu tersebut membaik
·
Sesuaikan kecepatan
infuse menajdai 1 liter dalam 6 jam
·
Teruskan
penatalaksanaan untuk penyebab syok
3.
Jika kondisi ibu
tersebut tidak membaik, berarti ia membutuhkan penanganan selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Syok
obstetri
adalah keadaan syok pada kasus obstetri yang kedalamannya tidak sesuai dengan
perdarahan yang terjadi. Klasifikasi Syok: Syok hipovolemik, syok sepsis (endatoxin
shock), syok
kardiogenik, dan syok neurogenik.
Penanganan syok
terbagi dua bagian yaitu:
Penangana Awal
1.
Mintalah bantuan. Segera mobilisasi seluruh tenaga
yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat
2.
Lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu dan
harus dipastikan bahwa jalan napas bebas.
3.
Pantau tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah,
pernapasan dan suhu tubuh)
4.
Baringkan ibu tersebut dalam posisi miring untuk
meminimalkan risiko terjadinya aspirasi jika ia muntah dan untuk memeastikan
jalan napasnya terbuka.
5.
Jagalah ibu tersebut tetap hangat tetapi jangan
terlalu panas karena hal ini akan menambah sirkulasi perifernya dan mengurangi
aliran darah ke organ vitalnya.
6.
Naikan kaki untuk menambah jumlah darah yang kembali
ke jantung (jika memungkinkan tinggikan tempat tidur pada bagian kaki)
Penanganan
Khusus
Mulailah infus
intra vena. Darah diambil
sebelum pemberian cairan infus untuk pemeriksaan golongan darah dan uji
kecocockan (cross match), pemeriksaan hemoglobin, dan hematokrit. Jika
memungkinkan pemeriksaan darah lengkap termasuk trombosit, ureum, kreatinin, pH
darah dan elektrolit, faal hemostasis, dan uji pembekuan.
B.
SARAN
Dengan
makalah yang saya buat ini, diharapkan para bidan ataupun calon bidan dapat
memahami tentang kelainan pada bayi baru lahir.
Pengetahuan ini diharapkan dapat menunjang peningkatan kualitas dan
profesionalisme dalam bekerja, hingga mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat
akan kinerja seorang bidan.
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin,
Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Peawirohardjo.
Terimakasih atas kunjungan dan informasinya gan :)
ReplyDelete