perlengkapan dapur

Tuesday, June 12, 2012

Makalah Obstetri Patologi


PRE-EKLAMPSIA
Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Makalah Obstetri Patologi
Disususn oleh  :







Evi Hartati
Sopy Nurwulan
Sri Devi Suryanti
Syafri Gusnita
Viatika Cahya Eka P.Y

Kelas : IIB Kebidananan



POLITEKNIK KESEHATAN TNI AU CIUMBULEUIT

2011









KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Judul makalah ini  “PRE-EKLAMPSIA”.
Dalam penyusunan tugas makalah ini, berbagai hambatan telah penyusun alami. Oleh karena itu, terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang tidak bisa di sebutkan satu-persatu.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari pengetahuan dan pengalaman penyusun masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini lebih baik dan bermanfaat pada masa yang akan datang.
Akhirnya mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi penyusun maupun bagi pembaca sekalian.


                                                                                                                    
                                                                                                                  


                                                                                                                  
                                                                                                                   Bandung,   September 2011

 
                                                                                                                                     Penyusun





DAFTAR ISI

Kata Pengantar           ………………………………………………………………........    i
Daftar Isi         ………………………………………………………………………........    ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang      ……………………………………………………………………    1
1.2  Rumusan Masalah             …………………………………………………………...     1         
1.3  Tujuan       …………………………………………………………………………...     2
BAB II PEMBAHASAN
  1. DEFINISI       …………………………………………………………………...     3         
  2. ETIOLOGI     …………………………………………………………………...     4
  3. GEJALA KLINIK     …………………………………………………………..      4
  4. PATOGENESIS         …………………………………………………………..      5
  5. DIAGNOSIS  …………………………………………………………………..      8         
  6. PEMERIKSAAN FISIK       …………………………………………………..      9
  7. TERAPI AWAL         …………………………………………………………..      11
BAB III PENUTUP
1.4  Kesimpulan           …………………………………………………………………..      16
DAFTAR PUSTAKA                       


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang

     Istilah toksemia gravidarum dewasa ini tidak dianjurkan karena istilah tersebut mencakup berbagai penyakit hipertensif dalam kehamilan dengan etiologi berbeda-beda. Selain itu pada toksemia gravidarum tidak pernah ditemukan toksin sebagai penyebab.
      Selama kehamilan normal, resistensi vascular perifer menurun sebagai akibat vaskulatur yang mengalami dilatasi. Tekanan sistolik dan diastolik keduanya cenderung untuk turun pada trimesterkedua dan kemudian kembali normal saat mendekati aterm. Jika resistensi perifer meningkat, terjadilah hipertensi.
      Sindroma dari hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan, proteinuria dan edema dikenal dengan salah satunya yaitu sindrom preeklampsia.

1.2.         Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pre eklampsia?
2. Bagaimana etiologi pre eklampsia?
3. Apa patologi dari pre eklampsia?
4. Apa saja gejala klinik yang terjadi pada pre eklampsia?
5. Bagaimana penegakkan diagnosa pre eklampsia?
6. Bagaimana cara pemeriksaan fisik pada penderita pre eklampsia?
7. Bagaimana cara menangani pre eklampsia?




1.3.         Tujuan
Makalah ini dibuat untuk :
1. Memenuhi tugas Obstetri Patologi
2. Mengetahui definisi pre eklampsia
3. Mengetahui etiologi pre eklampsia
4. Mengetahui patologi pre eklampsia
5. Mengetahui gejala klinik pre eklampsia
6. Mengetahui diagnosa pre eklampsia
7. Mengetahui cara pemeriksaan fisik pre eklampsia
8. Mengetahui terapi awal pada pre eklampsia.














BAB II
PEMBAHASAN

A.   DEFINISI
            Pre eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan protein uria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada molahidatidosa.
            Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda lain. Untuk menegakkan diagnosis pre eklampsia, kenaikan tekanan sisitolik harus 30 mmHg atau lebih diatas tekanan yang biasanya ditemukan, atau mencapai 140 mmHg atau lebih. Kenaikan tekanan diastolik sebenarnya lebih dapat dipercaya. Apabila tekanan diastolik naik dengan 15 mmHg atau lebih, atau menjadi 90 mmHg atau lebih, maka diagnosis hipertensi bias dibuat. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat.
            Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre eklampsia. Kenaikan berat badan ½ kg setiap minggu dalam kehamilan masih dapat dianggap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, hal ini perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya pre eklampsia.
            Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air kencing yang melebihi 0,3g/liter dalam air kencing 24 jam. Biasanya proteinuria timbul lebih lambat daripada hipertensi dan kenaikan berat badan, karena itu harus dianggap sebagai tanda yang cukup serius.
            Pre eklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat. Penyakit digolongkan berat bila satu atau lebih tanda atau gejala di bawah ini ditemukan:
1.      Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih
2.      Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam, 3 atau 4 (+) pada pemeriksaan kualitatif
3.      Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam
4.      Keluhan cerebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium
5.      Edema paru-paru atau sianosis

B.   ETIOLOGI
            Apa yang menjadi penyebab pre eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-sebab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut:

1.      Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa
2.      Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan
3.      Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus
4.      Sebab jarang terjadinya pre eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya
5.      Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma


  1. GEJALA KLINIK
            Biasanya tanda-tanda pre-eklampsia timbul dalam urutan : pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti, edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre-eklampsia ringan tidak ditemukan gejala-gejala subjektif. Pada pre-eklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia penglihatan kabur, nyeri didaerah epigasrtrum, mual atau muntah-muntah. gejala-gejala ini sering ditemukan pada pre-eklampsia akan timbul. tekanan darah pun meningkat lebih tinggi, edema menjadi lebih umum, dan proteinuria bertambah banyak.
            Gejala dan tanda pre eklampsia berat:
1.  Tekanan darah sistolik > 160 mmHg
2. Tekanan darah diastolik > 110 mmHg
3. Peningkatan kadar enzim hati atau ikterus
4. Trombosit ˂ 100.00/mm
5. Oligouria ˂ 400 ml/24 jam
6. Proteinuria > 3 g/liter
7. Nyeri epigastrum
8. Skotoma dan gangguan virus lain atau nyeri frontal yang berat
9. Perdarahan retina
10. Edema pulmonum
11. Koma

D.   PATOGENESIS
            Pre eklampsia ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh karena itu, sebagian besar pemeriksaan anatomi-patologik berasal dari penderita eklampsia yang meninggal. Beberapa perubahan anatomi-patologik pada organ-organ, yaitu:
1.      Placenta

      Pada pre eklampsia terdapat spasmus arteriola spiralis desidua dengan akibat menurunnya aliran darah ke placenta. Perubahan placenta normal sebagai akibat tuanya kehamilan, seperti menebalnya dinding pembuluh darah, konversi mesoderm menjadi jaringan fibrotic, dipercepat prosesnya pada pre eklampsia dan hipertensi. Pada pre eklampsia yang jelas ialah atrofi sinistrum.
2.      Ginjal

      Penyelidikan biopsy pada ginjal oleh Altchek, dkk (1968) menunjukan pada pre eklampsia bahwa kelainan berupa:

a.       Kelainan glomerulus
            Glomerulus tampak sedikit membengkak dengan perubahan-perubahan sebagai berikut:
·         Sel-sel diantara kepiler bertambah
·         Bertambahnya matriks mesangeal
·         Sel-sel kapiler membengkak dan lumen menyempit atau tidak ada
·         Penimbunan zat protein dalam kapsul bowman

b.      Hyperplasia sel-sel jukstaglomeruler
            Sel-sel jukstaglomeruler tampak membesar dan bertamabah dengan pembengkakan sitoplasma sel dan bervakuolisasi.

c.       Kelainan pada tubulus-tubulus henle
            Tampak jelas fragmen inti sel terpecah-pecah.

d.      Spasmus pembuluh darah ke glomerulus
            Perubahan-perubahan tersebutlah tampaknya yang menyebabkan proteinuria dan mungkin sekali ada hubungannya dengan retensi garam dan air. Sesudah persalinan berakhir, sebagian besar perubahan diatas menghilang, hanya kadang-kadang ditemukan sisa-sisa penambahan matriks mesangial.

3.      Hati

      Pada permukaan dan pembelahan tampak tempat-tempat perdarahan yang tidak teratur.

4.      Otak

      Pada penyakit yang belum lanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada korteks serebri, pada keadaan lanjut dapat ditemukan perdarahan.

5.      Paru-paru

      Kadang-kadang ditemukan abses paru-paru.

6.      Jantung

      Pada sebagian besar penderita yang mati karena eklampsia jantung biasanya mengalami perubahan degenerative pada miokardium.

7.      Kelenjar Adrenal

      Kelenjar adrenal dapat menunujukan kelainan berupa perdarahan dalam berbagai tingkat.

Beberapa perubahan-perubahan fisiologi patologik, yaitu:
1.      Perubahan pada placenta dan uterus

      Menurunnya aliran darah ke plasenta mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. Pada hipertensi yang agak lama pertumbuhan janin terganggu, pada hipertensi yang lebih pendek bias terjadi gawat-janin sampai kematiannya karena kekurangan oksigenisasi.
      Kenaikan tonus uterus dan kepekaan terhadap perangsangan sering didapatkan pada pre eklampsia sehingga mudah terjadi partus prematurus.



2.      Perubahan pada ginjal

      Perubahan pada ginjal disebabkan oleh aliran darah ke dalam  ginjal menuurn, sehingga menyebabkan filtrasi glomerulus mengurang. Kelainan pada ginjal yang penting ialah dalam hubungan proteinuria dan mungkin sekali juga dengan retensi garam dan air.

3.      Perubahan pada paru-paru

      Edema paru-paru merupakan sebab utama kematian penderita pre eklampsia yang biasanya disebabkan karena dekompensasio kordis kiri.

4.      Metabolisme air dan elektrolit

      Jumlah air dan natrium dalam badan lebih banyak pada penderita pre eklampsia daripada pada wnaita hamil biasa atau penderita dengan hipertensi menahun. Penderita pre eklmapsia tidak dapat mengeluarkan dengan sempurna air dan garam yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun, sedangkan penyerapan kembali tubulus tidak berubah.
      Kadar kreatinin dan ureum pada pre eklampsia tidak meningkat, kecuali bila terjadi oliguria atau anuria.



  1. DIAGNOSIS
            Diagnosis dini harus diutamakan bila diinginkan angka morbiditas dan moralitas rendah bagi ibu dan anaknya. Walaupun terjadinya pre-eklampsia sukar dicegah, namun pre-eklampsia biasanya dapat dihindarkan dengan mengenal secara dini penyakit itu dengan penanganan secara sempurna.
            Pada umumnya diagnosis pre-eklampsia berat di dasarkan atas adanya 2 dari trias tanda utama: hipertensi, edema, dan proteinuria. Hal ini memang berguna untuk kepentingan statistic, tetapi  dapat merugikan penderita karena tiap tanda dapat merupakan bahaya kendatipun ditemukan tersendiri . Adanya suatu tanda harus menimbulkan kewaspadaan, apa lagi oleh Karena cepat tidaknya penyakit meningkat tidak dapat diramalkan; dan ibila eklampsia terjadi, maka prognosis bagi ibu maupun janin menjadi jauh lebih buruk. Tiap kasus pre-eklampsia oleh sebab itu harus ditangani dan sungguh-sungguh.
           Diagnosis diferensial antara pre-eklampsia dengan hipertensi menahun atau penyakit ginjal tidak jarang menimbulkan kesukaran. Pada hipertensi menahun adanya tekanan darah yang meninggi sebelum hamil, pada kehamian muda, atau 6 bulan postpartum akan sangat berguna untuk membuat diagnosis. Pemeriksaan fundoskopi juga berguna karena perdarahan dan eksudat jarang ditemukan pada pre-eklampsia; kelainan tersebut biasanya menunjukkan hipertensi menahun. Untuk diagnosis penyakit ginjal saat timbulnya proteinuria proteinuria banyak menolong; proteinuria pada pre-eklampsia jarang timbul sebelum triwulan ke-3 sedaang pada penyakit ginjal timbul lebih dahulu. Test fungsi ginjal jjuga banyak berguna; pada umumnya fungsi ginjal normal pada pre-eklampsia ringan.


F.    PEMERIKSAAN FISIK
1.     Pemeriksaan Umum
            Tekanan darah meningkat.
            Edema menunjukan retensi cairan. Edema yang dependen merupakan kejadian yang normal selama kehamilan lanjut. Edema pada muka dan tangan tampaknya lebih menunjukan retensi cairan yang patologik.
            Kenaikan berat badan: kenaikan berat badan yang cepat merupakan suatu petunjuk dari retensi cairan ekstravaskular.
            Pemeriksaan retina: spasme arteriolar dan kilauan retina dapat terlihat.
            Pemeriksaan toraks: karena edema paru merupakan satu dari komplikasi serius dari preeklamsi berat, paru-paru harus diperiksa secara teliti.
            Refleks Tendon Profunda (lutut dan kaki): hiperefleksia dan klonus merupakan petunjuk dari peni gkatan iritabilitas susunan saraf pusat dan mungkin meramalkan suatu kejang eklampsia.
2.      Pemeriksaan Abdomen
            Rasa sakit daerah hepar merupakan suatu tanda potensial yang tidak menyenangkan dari preeklamsia berat dan dapat meramalkan ruptur dari hepar.
            Pemeriksaan uterus penting untuk menilai umur kehamilan, adanya kontraksi uterus dan presentasi janin.

3.      Pemeriksaan pelvis
            Keadaan serviks dan stasi dari bagian terbawah merupakan pertimbangan yang penting dalam merencanakan  kelahiran per vaginam atau per abdominam.


G.   Terapi Awal

1.      Pencegahan

            Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda dini pre eklampsia, dan dalam hal itu harus dilakukan penanganan semestuinya. Walaupun timbulnya pre eklampsia tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian penerangan secukupnya dan pelaksanaan pengawasan yang baik pada wanita hamil.
            Penerangan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein, dan rendah lemak, karbohidrat, garam dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan.

2.      Penanganan

      Tujuan utama penanganan ialah:
a.       Mencegah terjadinya pre eklampsia berat dan ringan
b.      Melahirkan janin hidup
c.       Melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya

            Pada dasarnya penanganan pre eklampsia terdiri atas pengobatan medic dan penanganan obstetrik. Penanganan obstetrik ditujukan untuk melahirkan bayi pada saat yang optimal, yaitu sebelum janin mati dalam kandungan, akan tetapi sudah cukup matur untuk hidup di luar uterus.
            Pengobatan pre eklampsia yang tepat ialah pengakhiran kehamilan karena tindakan tersebut menghilangkan sebabnya dan mencegah terjadinya eklmampsia dengan bayi yang masih premature penundaan pengakhiran kehamilan mungkin dapat menyebabkan eklampsia atau kematian janin.
            Pada janin dengan berat badan rendah pun kemungkinan hidup pada pre eklampsia berat lebih baik di luar daripada di dalam uterus. Cara pengakhiran dapat dilakukan dengan induksi persalinan atau seksio sesaria menurut keadaan. Pada umumnya indikasi untuk mengakhiri kehamilan adalah:
a.       Pre eklampsia ringan dengan kehamilan lebih dari cukup bulan
b.      Pre eklampsia dengan hipertensi dan atau proteinuria menetap selama 10-14 hari dan janin sudah cukup matur
c.       Pre eklampsia berat


3.      Penanganan pre eklampsia ringan

            Istirahat di tempat tidur masih merupakan terapi utama untuk penanganan pre eklampsia. Istirahat dengan berbaring pada sisi tubuh menyebabkan pengaliran darah ke plasenta meningkat, aliran darah ke ginjal juga lebih banyak, tekanan vena pada ekstremitas bawah turun dan resorbsi cairan dari daerah tersebut bertambah. Selain itu, juga mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar. OLeh sebab itu, dengan istirahat biasanya tekanan darah turun dan edema berkurang.
            Pada umumnya pemberian diuretika dan antihipertensi pada pre eklampsia ringan tidak dianjurkan karena obat-obat tersebut tidak menghentikan proses penyakit dan juga tidak memperbaiki prognosis janin. Selain itu, pemakaian obat-obat tersebut dapat menutupi tanda dan gejala pre eklampsia berat.
            Beberapa kasus pre eklampsia ringan tidak membaik dengan penanganan konservatif. Tekanan darah meningkat, retensi cairan dan proteinurea bertambah, walaupun penderita istirahat dengan pengobatan medik. Dalam hal ini pengakhiran kehamilan dilakukan walaupun janin masih premature.

4.      Penanganan pre eklampsia berat

            Pada penderita yang masuk rumah sakit sudah dengan tanda-tanda pre eklmapsia berat segera harus diberi sedative yang kuat untuk mencegah timbulnya kejang-kejang. Apabila sudah 12-24 jsm bahaya akut dapat diatasi, dapat difikirkan cara yang terbaik untuk menghentikan kehamilan. Tindakan ini perlu untuk mencegah seterusnya bahaya eklampsia.
            Obat anti hipertensi yang dapat digunakan pada pre eklampsia.
           
            Jenis obat                                                                                Dosis
1.      Penghambat adrenergic (adrenolitik)
1.1  Adrenolitik sentral
-          Metildopa                                                              3x125 mg/hari
                                                                              sampai 3x500 mg/hari

-          Klonidin                                                                3x0,1 mg/hari atau
                                                                              0,30 mg/500 ml glukosa                                                                                        5%/6 jam

1.2  Beta-bloker
-          Pindolol                                                                 1x5 mg/hari
                                                                              sampai 3x10 mg/hari

1.3  Alfa-bloker
-          Prazosin                                                                 3x1 mg/hari
                                                                              sampai 3x5 mg/hari

1.4  Alfa dan beta-bloker
-          Labetalol                                                               3x100 mg/hari

2.      Vasodilator
-          Hidralazin                                                             4x25 mg/hari atau
                                                                              Parenteral 2,5 mg-5 mg

3.      Antagonis kalsium
-Nifedipin                                                                         3x10 mg/hari

5.      Penanggulangan pre eklampsia dalam persalinan

            Rangsang untuk menimbulkan kejangan dapat berasal dari luar atau dari penderita sendiri, dan his persalinan merupakan rangsang yang kuat. Maka dari itu, pre eklampsia berat lebih mudah menjadi eklampsia pada waktu persalinan.
            Tidak boleh dilupakan bahwa kadang-kadang hipertensi timbul untuk pertama kali dalam persalinan dan dapat menjadi eklampsia, walaupun dalam pemeriksaan antenatal tidak ditemukan tanda-tanda  pre eklampsia. Dengan demikian pada persalinan normal pun tekanan darah perlu diperiksa berulang-ulang dan air kencing perlu diperiksa terhadap protein.
            Untuk penderita pre eklampsia diperlukan analgetika dan sedative lebih banyak dalam persalinan. Pada kala II, pada penderita dengan hipertensi, bahaya perdarahan dalam otak lebih besar, sehingga apabila syarat-syarat telah dipenuhi, hendaknya persalinan diakhiri dengan cunam atau ekstraktor vakum dnegan memberikan narkosis umum untuk menghindarkan rangsangan pada susunan saraf pusat.
            Telah diketahui bahwa pada pre eklampsia janin diancam bahaya hipoksia, dan pada persalinan bahaya ini makin besar. Pada gawat janin, dalam kala I dilakukan segera seksio sesaria, pada kala II dilakukan        ekstraksi dengan cunam atau ekstraktor vakum. Postpartum bayi sering menunjukkan tanda asfiksia neonatorum karena hipoksia intrauterine, pengaruh obat penenang, atau narkosis umum, sehingga diperlukan resusitasi.


















BAB III
PENUTUP


1.4.         Kesimpulan
            Preeklampsia merupakan salah satu masalah kesehatan yang dialami oleh ibu hamil namun hal ini dapat dicegah dan diobati dengan istirahat yang cukup terutama perlunya deteksi dini pada awal kehamilan.
            Preeklampsia membahayakan ibu dan janinnya karena akan menyebabkan persalinan prematur, kematian janin, gagal jantung, dll. Pada preeklampsia berat dapat menyebabkan eklampsia.















DAFTAR PUSTAKA


[Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal]. 2006. Jakarta: Yayasan      Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono             Prawirohardjo

Taber, Ben-Zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologo. Jakarta: EGC












No comments:

Post a Comment

Teriakasih sudah memberikan komentar yang baik di blog ini.
Jangan lupa berkunjung kembali dan tinggalkan komentarnya lagi ya !!!!