Akhirnya
Kumenemukanmu
Karya : Putri Rahayu
Betapa
hidupku sepi tanpa adanya seorang pendamping di hari-hari ku, berkali-kali ku
menjalin sebuah hubungan selalu berakhir dengan uraian air mata, tersakiti dan
tersakiti. Tapi aku tak pernah menyerah untuk terus berikhtiar mencari sosok
lelaki yang aku dambakan. Sosok lelaki yang mampu membahagiakan hidupku,
dan selalu ada untukku dalam setiap
kondisi.
Hmmm,
terkadang aku merasa iri terhadap sahabat-sahabatku yang mampu menjalin dan
mempertahankan sebuah hubungan dengan jangka waktu yang lama. Aku iri melihat
kebersamaan mereka dengan pasangannya masing-masing,yang begitu hangat dan
penuh kasih sayang. Dan diujung waktuku patah hati………………
Hari
itu sangat panas dan tubuhku sangat lelah dengan semua aktivitas rutin yang aku
jalani di salah satu kampus yang berada di kota kecilku kota Sumedang. Aku
berniat beristirahat di salah satu kumpulan kamar kosan milik temanku.
Ketika
kami semua tengah asyik menggila, tiba-tiba dari kamar yang berada di depan
kamar yang kami tempati terdengar berisik. Ah, sepertinya penghuni kamar depan
baru pulang berktivitas juga. Aku sempat tak peduli masalah itu, hingga salah
satu temanku berceletuk tentang seseorang dari kumpulan kawanan itu.
“bukannya
itu Randy, Put ?” tanya Novia salah seorang sahabatku
“mana?
Oh iya. PKJR tuh..” jawabku sambil melambai keluar
Aku
hanya tersenyum dan tak menghiraukan wajah lain yang berada disana. Hingga
sesaat terdengar seseorang yang memanggli namaku.
“.Putri
?” sapanya tersenyum padaku.
Aku
mulai mengingat – ngingat wajah itu. Nampaknya tak asng di mataku. Ya, da salah
satu kenlan yang rumahnya tak jauh dari tempat tinggalku. Dia bernama Arsal
Pratama. Hanya sekedar itu yang aku ingat dari sosoknya.
“Eh
Arsal, kirain siapa” jawabku tersipu malu
“iyaa
, lagi pada ngapain disitu ?” tanyanya
“Ini
biasa lagi menggila sama temen - temen” jawabku kembali
“ikutan
dong Arsal, boleh kan?”
“iyaa
boleh, sini ja kalau mau ikutan mah” ajakku teradapnya
Sedang
asik kami berbincang, ternyata Arsal dan teman – temannya harus kembali lagi ke
kampus yang letaknya tak jauh dari sini. Dia masih ada jadwal kuliah. Namun
sebelum berpamitan, ia sempat meminta nomer ponselku untuk melanjutkan
perbincangan kami yang tertunda itu. Dan disinilah awal keakraban kami
berlanjut.
Sejak
saat itu perjumpaan kami smakin erat, hubungan kami semakin hangat. Aku semakin
mengenalnya begitu pula dengan dia padaku. Semakin aku mengenalnya sosoknya
yang sesungguhnya, jujur aku semakin menyukainya. Akupun berharap dia
menginginkan hal yang sama. Hingga suatu hari..
“Put,
ada yang nanyain kamu tuh. Dia juga minta nomer ponsel kamu. Gimana?” Tanya Arsal
seraya tersenyum renyah padaku
“siapa?
Terus kamu kasih gak”tanyaku kembali dengan perasaan tak menentu.
Ah,
kupikir percakapan kali ini tak menandakan bahwa Arsal tak mengingnkan seperti
yang aku rasakan terhadapnya. Untuk beberapa saat aku merasa sedih, hingga dia
ternyata menyadarinya.
“nggak
lah Put, kan aku belum minta ijin sama kamu. Terkecuali kamu mempersilahkan”
jawab Arsal dengan tenang
“ya
terserah kamu aja, kalau kamu ikhlas memberikan aku sama dia” pancingku
“ya
nggak ikhlas juga put, hehe..” jawabnya kini terkekeh
Yes,
dia memakan umpan yang aku berikan. Kini hanya tinggal menanti alasannya.
Dengan hati yang gundah, aku tak henti menatap matanya dan berharap penuh dia
menjawab sesuai dengan yang kunanti.
“enak
aja, aku sirik kalau misalkan kamu deket sama dia” jawabnya ketus
“Lho
sirik kenapa?” tanyaku dengan hati riang
“ada
rasa yang tak biasa” jawabnya dengan
penuh keyakinan seraya menatapku
Sejak
hari itu aku mulai menetapkan hati bahwa dia juga memang memiliki rasa yang
sama dengnku. Hingga kami tak sungkan lagi untuk menentukan panggilan sayang
kami terhadap masing-masing. Bahagia yang kurasakan saat itu, meskipun
terkadang rasa takut juga menyelimuti batinku. Aku takut kegagalanku di masa
lalu terulang kembali dengan sosok Arsal ini.
Hari
demi hari kami lewati dengan penuh kebahagiaan. Entah sejak kapan hubungan kami
teresmikan, akupun tak tahu. Karena semua hanya mengalir apa adanya. Tak
masalah bagiku, yang penting aku bersamanya selalu yang membuatku dapat
bahagia. Dengan sosoknya yang selalu ada untukku, tak peduli saat itu aku
sedang marah, sedih atau terluka. Aku merasa sugguh beruntung, karena memang
sosok seperti inilah yang aku cari.
“Aku
mau tanya, sejak kapan kamu menyukaiku?” tanya Arsal di sela-sela perbincangan
kami
“jujur
semenjak kita bertemu di kosan waktu itu. Kalau kamu sal?” tanyaku kembali
“Aku
sih sejak pertama kali lihat kamu, ketika aku masih kelas 6 SD sedangkn kamu
kelas 2 SMP. Awalnya aku saat-saat seperti ini hnya bisa terwujud dalam anganku
saja. Kamu terlalu jauh untukku jangkau. Dan rasa itu selalu ada hingga aku
beranjak SMA, pada saat itu kita seangkot bareng, tapi aku hanya bisa memandang
Putri dari kaca spion saja, untuk menyapa pun aku tak sanggup. Aku
mengibaratkan.Putri itu ‘ikan hias’ yang bisa dipandang tanpa bisa aku sentuh,
dan aku juga tahu waktu itu kamu milik orang lain, jadi aku merasa minder
dengan semua itu put” jelasnya padaku
“hmm
begitu yah ? Kenapa pada saat itu kamu tidak mencoba mengungkapkannya pada
aku?” tanyaku dengan hati yang riang
“Karena
kamu pasti meremehkan aku karena pada saat itu usiaku masih terlalu dini”
jawabnya terkekeh
Aku
tak menyangka ternyata dia menyimpan jauh lebih lama dariku. Sungguh aku
terkejut dan bahagia dengan pengungkapannya. Dengan melihat semua perlakuannya
terhadapku, knii aku semakin yakin bahwa dialah yang terbaik menurut aku dan
dimataku dia begitu sempurna. Dan ternyata dialah sosok lelaki yang mampu
menguatkan aku dalam segala kondisi, dialah yang selalu setia menemani dalam
kesepianku, yang mendekap erat jiwaku dan ragaku. Memiliki dia adalah hal
terindah sepanjang hidupku, berharap selamanya seindah ini.
Akhirnya
aku dan dia sepakat untuk mejalani hubungan , karena baik aku ataupun dia sudah
mantap dengan hati jika kita dapat membangun sebuah jalinan kasih yang indah.
Dan
dari sosok dia aku menemukan sosok yang selama ini aku cari, seorang kekasih
yang bisa diajak berkeluh kesah, menjadi sandaran untuk semua beban hidupku.
Dan aku berharap dia menjadi lelaki pertama dan terakhir utukku, amin.
Akhirnya
kumenemukanmu sayang…..
Kiniku
menemukan di ujung waktuku patah hati
Lelah
hati mnunggu cinta yang selamatkan hidupku
Kiniku
telah bersamamu berjanji tuk sehidup semati
Sampai
akhir waktu kita kan bersama tuk selamanya
(Seventeen_Menemukanmu)
4.5
No comments:
Post a Comment
Teriakasih sudah memberikan komentar yang baik di blog ini.
Jangan lupa berkunjung kembali dan tinggalkan komentarnya lagi ya !!!!