perlengkapan dapur

Wednesday, December 5, 2012

Cerpen Akhirnya Kumenemukanmu


Akhirnya Kumenemukanmu
Karya : Putri Rahayu

Betapa hidupku sepi tanpa adanya seorang pendamping di hari-hari ku, berkali-kali ku menjalin sebuah hubungan selalu berakhir dengan uraian air mata, tersakiti dan tersakiti. Tapi aku tak pernah menyerah untuk terus berikhtiar mencari sosok lelaki yang aku dambakan. Sosok lelaki yang mampu membahagiakan hidupku, dan  selalu ada untukku dalam setiap kondisi.

Hmmm, terkadang aku merasa iri terhadap sahabat-sahabatku yang mampu menjalin dan mempertahankan sebuah hubungan dengan jangka waktu yang lama. Aku iri melihat kebersamaan mereka dengan pasangannya masing-masing,yang begitu hangat dan penuh kasih sayang. Dan diujung waktuku patah hati………………

Hari itu sangat panas dan tubuhku sangat lelah dengan semua aktivitas rutin yang aku jalani di salah satu kampus yang berada di kota kecilku kota Sumedang. Aku berniat beristirahat di salah satu kumpulan kamar kosan milik temanku.

Ketika kami semua tengah asyik menggila, tiba-tiba dari kamar yang berada di depan kamar yang kami tempati terdengar berisik. Ah, sepertinya penghuni kamar depan baru pulang berktivitas juga. Aku sempat tak peduli masalah itu, hingga salah satu temanku berceletuk tentang seseorang dari kumpulan kawanan itu.

“bukannya itu Randy, Put ?” tanya Novia salah seorang sahabatku
“mana? Oh iya. PKJR tuh..” jawabku sambil melambai keluar

Aku hanya tersenyum dan tak menghiraukan wajah lain yang berada disana. Hingga sesaat terdengar seseorang yang memanggli namaku.

“.Putri ?” sapanya tersenyum padaku.


Aku mulai mengingat – ngingat wajah itu. Nampaknya tak asng di mataku. Ya, da salah satu kenlan yang rumahnya tak jauh dari tempat tinggalku. Dia bernama Arsal Pratama. Hanya sekedar itu yang aku ingat dari sosoknya.

“Eh Arsal, kirain siapa” jawabku tersipu malu
“iyaa , lagi pada ngapain disitu ?” tanyanya
“Ini biasa lagi menggila sama temen - temen” jawabku kembali
“ikutan dong Arsal, boleh kan?”
“iyaa boleh, sini ja kalau mau ikutan mah” ajakku teradapnya

Sedang asik kami berbincang, ternyata Arsal dan teman – temannya harus kembali lagi ke kampus yang letaknya tak jauh dari sini. Dia masih ada jadwal kuliah. Namun sebelum berpamitan, ia sempat meminta nomer ponselku untuk melanjutkan perbincangan kami yang tertunda itu. Dan disinilah awal keakraban kami berlanjut.

Sejak saat itu perjumpaan kami smakin erat, hubungan kami semakin hangat. Aku semakin mengenalnya begitu pula dengan dia padaku. Semakin aku mengenalnya sosoknya yang sesungguhnya, jujur aku semakin menyukainya. Akupun berharap dia menginginkan hal yang sama. Hingga suatu hari..

“Put, ada yang nanyain kamu tuh. Dia juga minta nomer ponsel kamu. Gimana?” Tanya Arsal seraya tersenyum renyah padaku
“siapa? Terus kamu kasih gak”tanyaku kembali dengan perasaan tak menentu.

Ah, kupikir percakapan kali ini tak menandakan bahwa Arsal tak mengingnkan seperti yang aku rasakan terhadapnya. Untuk beberapa saat aku merasa sedih, hingga dia ternyata menyadarinya.

“nggak lah Put, kan aku belum minta ijin sama kamu. Terkecuali kamu mempersilahkan” jawab Arsal dengan tenang
“ya terserah kamu aja, kalau kamu ikhlas memberikan aku sama dia” pancingku
“ya nggak ikhlas juga put, hehe..” jawabnya kini terkekeh

Yes, dia memakan umpan yang aku berikan. Kini hanya tinggal menanti alasannya. Dengan hati yang gundah, aku tak henti menatap matanya dan berharap penuh dia menjawab sesuai dengan yang kunanti.

“enak aja, aku sirik kalau misalkan kamu deket sama dia” jawabnya ketus
“Lho sirik kenapa?” tanyaku dengan hati riang
“ada rasa yang tak biasa”  jawabnya dengan penuh keyakinan seraya menatapku

Sejak hari itu aku mulai menetapkan hati bahwa dia juga memang memiliki rasa yang sama dengnku. Hingga kami tak sungkan lagi untuk menentukan panggilan sayang kami terhadap masing-masing. Bahagia yang kurasakan saat itu, meskipun terkadang rasa takut juga menyelimuti batinku. Aku takut kegagalanku di masa lalu terulang kembali dengan sosok Arsal ini.

Hari demi hari kami lewati dengan penuh kebahagiaan. Entah sejak kapan hubungan kami teresmikan, akupun tak tahu. Karena semua hanya mengalir apa adanya. Tak masalah bagiku, yang penting aku bersamanya selalu yang membuatku dapat bahagia. Dengan sosoknya yang selalu ada untukku, tak peduli saat itu aku sedang marah, sedih atau terluka. Aku merasa sugguh beruntung, karena memang sosok seperti inilah yang aku cari.

“Aku mau tanya, sejak kapan kamu menyukaiku?” tanya Arsal di sela-sela perbincangan kami
“jujur semenjak kita bertemu di kosan waktu itu. Kalau kamu sal?” tanyaku kembali

“Aku sih sejak pertama kali lihat kamu, ketika aku masih kelas 6 SD sedangkn kamu kelas 2 SMP. Awalnya aku saat-saat seperti ini hnya bisa terwujud dalam anganku saja. Kamu terlalu jauh untukku jangkau. Dan rasa itu selalu ada hingga aku beranjak SMA, pada saat itu kita seangkot bareng, tapi aku hanya bisa memandang Putri dari kaca spion saja, untuk menyapa pun aku tak sanggup. Aku mengibaratkan.Putri itu ‘ikan hias’ yang bisa dipandang tanpa bisa aku sentuh, dan aku juga tahu waktu itu kamu milik orang lain, jadi aku merasa minder dengan semua itu put” jelasnya padaku

“hmm begitu yah ? Kenapa pada saat itu kamu tidak mencoba mengungkapkannya pada aku?”  tanyaku dengan hati yang riang
“Karena kamu pasti meremehkan aku karena pada saat itu usiaku masih terlalu dini” jawabnya terkekeh

Aku tak menyangka ternyata dia menyimpan jauh lebih lama dariku. Sungguh aku terkejut dan bahagia dengan pengungkapannya. Dengan melihat semua perlakuannya terhadapku, knii aku semakin yakin bahwa dialah yang terbaik menurut aku dan dimataku dia begitu sempurna. Dan ternyata dialah sosok lelaki yang mampu menguatkan aku dalam segala kondisi, dialah yang selalu setia menemani dalam kesepianku, yang mendekap erat jiwaku dan ragaku. Memiliki dia adalah hal terindah sepanjang hidupku, berharap selamanya seindah ini.
Akhirnya aku dan dia sepakat untuk mejalani hubungan , karena baik aku ataupun dia sudah mantap dengan hati jika kita dapat membangun sebuah jalinan kasih yang indah.

Dan dari sosok dia aku menemukan sosok yang selama ini aku cari, seorang kekasih yang bisa diajak berkeluh kesah, menjadi sandaran untuk semua beban hidupku. Dan aku berharap dia menjadi lelaki pertama dan terakhir utukku, amin.

Akhirnya kumenemukanmu sayang…..

Kiniku menemukan di ujung waktuku patah hati
Lelah hati mnunggu cinta yang selamatkan hidupku
Kiniku telah bersamamu berjanji tuk sehidup semati
Sampai akhir waktu kita kan bersama tuk selamanya
(Seventeen_Menemukanmu)



4.5

No comments:

Post a Comment

Teriakasih sudah memberikan komentar yang baik di blog ini.
Jangan lupa berkunjung kembali dan tinggalkan komentarnya lagi ya !!!!