MAKALAH
PATOLOGI MENYUSUI
Untuk memenuhi
salah satu mata kuliah Obstetri Patologi
Oleh :
Danti Nursamsi
Dwi Astuti
Dwi Resi
Ratih Dwi Lestari
Vina Lubiana
PROGRAM STUDI
DIII KEBIDANAN
POLTEKKES TNI
AU CIUMBULEUIT BANDUNG
2011
KATA PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat Allah swt. karena telah memberikan rahmat dan
perlindungan-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Obstetri
Patologi.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Kemudian, kami tak lupa untuk mengucapkan banyak terima kasih kepada semua orang yang
telah membantu dalam terselesainya makalah ini. Semoga mendapatkan berkah dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Bandung, 2012
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ...........................................................................................
Daftar isi
......................................................................................................
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang …………..............................................................
1.2 Tujuan
..........................................................................................
Bab II Pembahasan
2.1 Pembesaran
payudara ................................................................
2.2
Ductus tersumbat
........................................................................
2.3
Mastitis ........................................................................................
2.4
Abses
..........................................................................................
2.5
Puting lecet
.................................................................................
2.6 Reluctant nurser
..........................................................................
2.7
Puting rata
...................................................................................
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan ……………………………………………….................
3.2 Saran ……………………………………………………...................
Daftar Pustaka ……………………………………………………………..........
|
I
ii
1
2
3
3
4
5
6
6
7
8
8
9
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan,
persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang perlu dipersiapkan oleh
wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan aman. Selama masa
kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak terpisahkan. Kesehatan ibu
hamil dan menyusui adalah persyaratan penting untuk fungsi optimal dan
perkembangan kedua bagian unit itu.
Dalam
menanti kelahiran bayi, ibu harus menyiapkan terlebih dahulu keadaan
psikologinya dalam menghadapi bayinya nanti, terutama dalam hal menyusui bayi. Menyusui
adalah cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan mengasuh bayi, dan dengan
penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua pertama, kebutuhan nutrisi,
imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun-tahun
berikutnya.Berikut langkah-langkah yang harus diambil untuk
mempersiapkan ibu secara kejiwaan untuk menyusui bayinya:
·
Mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ia
dapat sukses dalam menyusui bayinya; menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan
menyusui adalah proses alamiah yang hampir semua ibu berhasil menjalaninya,
bila ada masalah hubungi dokter atau petugas kesehatan yang berkompeten.
·
Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu
buatan/formula
·
Memecahkan masalah yang timbul pada ibu yang mempunyai
pengalaman menyusui sebelumnya, pengalaman kerabat atau keluarga lain
·
Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang
berperan dalam keluarga, ibu dapat beristirahat cukup untuk kesehatannya dan
bayi sehingga perlu adanya pembagian tugas dalam keluarga
·
Setiap saat ibu diberi kesempatan untuk bertanya dan
dokter atau petugas kesehatan harus dapat memperlihatkan perhatian dan
kemauannya dalam membantu ibu sehingga hilang keraguan atau ketakutan untuk
bertanya tentang masalah yang tengah dihadapinya.
Adapun ketidaknyamanan pada payudara
pada saat menyusui mungkin disebabkan karena pembesaran, duktus tersumbat, mastitis,
abses, puting lecet, reluctant nurser dan puting rata.
1.2 Tujuan
·
Untuk mengetahui
ketidaknymanan yang terjadi pada saat menyusui
·
Untuk mengetahui tanda dan
gejala kelainan pada saat menyusui
·
Untuk mengetahui
penatalaksanaan kelainan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pembengkakan payudara (Engorgement)
Etiologi
Disebabkan
karena pengeluaran ASI tidak lancar karena bayi tidak cukup sering menyusui
atau terlalu cepat disapih. Bisa juga disebabkan karena kondisi penuh yang
berlebihan pada payudara.
Gejala
Payudara
yang mengalami pembesaran cendrung panas dan nyeri dengan kulit tegang dan
mengkilat. Pada periode pascapartum awal, payudara yang membesar tidak hanya
penuh oleh air susu. Payudara juga terdiri dari darah ekstra dan limfe yang
tertarik ke payudara karena perubahan hormon yang mempresipitasi produksi air
susu matur.
Perlu
dibedakan antara payudara bengkak dengan payudara penuh. Pada payudara bengkak: payudara odem, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak
merah, dan ASI tidak keluar kemudian badan menjadi demam setelah 24
jam. Sedangkan pada payudara penuh: payudara terasa
berat, panas dan keras. Bila ASI dikeluarkan tidak ada demam.
Penatalaksanaan:
- Payudara
dikompres dengan air hangat
- Payudara
diurut sehingga air susu mengalir keluar, atu dengan pompa payudara.
- Bayi
disusui lebih sering
- Untuk
menghilangkan rasa sakit, diberi pengobatan dengan tablet analgetika
2.2
Duktus
Tersumbat (Obstructed Duct)
Etiologi
1. Air susu mengental
hingga menyumbat lumen saluran. Hal ini
terjadi sebagai akibat air susu jarang
dikeluarkan.
2. Adanya
penekanan saluran air susu dari luar.
3. Pemakaian
bra yang terlalu ketat.
Terjadi karena statis saluran ASI (
duktus laktiferus ) secara lokal, sehingga timbul benjolan lokal. Duktus
tersumbat merupakan kejadian yang hampir umum pada minggu-minggu pertama
menyusui. Jika sumbatan tidak hilang dalam 24-28 jam, ibu sebaiknya dirujuk
untuk evaluasi lebih lanjut termasuk pencitraan ultrasonik atau stereotaktik.
Kanker payudara, retensi ASI, atau galaktosel diperkirakan mengkibatkan duktus
tersumbat.
Gejala
1. Pada payudara duktus terlihat
jelas dan lunak pada
perabaan (pada wanita kurus).
2. Payudara terasa nyeri dan bengkak pada payudara yang
tersumbat.
Penatalaksanaan
1. Payudara dikompres
dengan air hangat dan air dingin setelah
bergantian, setelah itu bayi disusui.
2. Lakukan masase pada payudara untuk
mengurangi nyeri dan bengkak.
3. Menyusui bayi sesering
mungkin.
4. Bayi disusui
mulai dengan payudara yang
salurannya tersumbat.
5. Gunakan bra
yang menyangga payudara.
6. Posisi menyusui diubah-ubah untuk melancarkan aliran ASI.
2.3 Mastitis
Definisi
Suatu proses infeksi pada payudara yang
dapat menimbulkan reaksi sistemik ibu misalkan demam. Payudara tampak bengkak,
kemerahan, dan dirasakan nyeri. Biasanya terjadi beberapa minggu setelah
melahirkan.
Etiologi
Umumnya
didahului dengan: putting susu lecet, saluran air susu tersumbat atau pembengkakan
payudara. Mastitis noninfektif dapat terjadi akibat duktus yang tersumbat, yang
menyebabkan reabsorpsi air susu dari duktus ke dalam ruang interstisial dalam
jaringan payudara. Mastitis infektif yaitu trauma yang menyebabkan jalan masuk
ke dalam payuda
Penatalaksanaan
·
Jangan berhenti menyusui,
teruskan dengan mulai menyusui atau dipompa
·
Istirahat
·
Kompres denagn air hangat
atau dingin
·
Untuk mengurangi rasa sakit
diberi pengobatan dengan tablet analgetika
·
Untuk mengatasi infeksi
diberi pengobatan dengan antibiotika.
·
Minum banyak
2.4 Abses Payudara
Definisi
Abses adalah oengumpulan pus
terlokalisasi di payudara, dibentuk oleh sel yang mengalami disintegrasi dan
dikelilingi oleh area yang mengalami inflamasi. Mastitis yang tidak ditangani
dapat menyebabkan pembentukan satu atau beberapa abses dalam payudara. Sebagian
abses perlu dilakukan insisi pembedahan dan mingkun cairan dialirkan ke luar.
Etiologi
Dapat
terjadi karena sekunder pada mastitis atau luka pada payudara yang terinfeksi Infeksi
bakterial, khususnya staphylococcus virulent. Hal ini disebabkan oleh meluasnya
peradangan dalam payudara tersebut, dan menyebabkan ibu tampak lebih parah
sakitnya, payudara lebih merah mengkilap, benjolan tidak sekeras seperti pada
radang payudara (mastitis), tetapi tampak lebih penuh/bengkak berisi cairan.
Penatalaksanaan
ü Kultur
pus atau sekresi dari putting susu, untuk menentukan antibiotika yang ampuh.
ü Stop
menyusui pada payudara yang ada absesnya, ASI harus dipompa
ü Atau
kalau ada indikasi untuk tindakan operatif, dibuat pengeluaran (drainage)pus
ü Jika
penyebabnya bukan bakteri virulent, bayi dapat diberi air susu ibunya asal saja
ibu sudah diberi antiobiotika 12 jam sebelumnya
ü Ibu
dengan keadaan penyakitnya berat dan keadaan umum tidak baik, bayi diberi ASI
donor.
ü Istirahat
dan banyak minum
2.5 Puting Lecet
Etiologi
Dapat disebabkan oleh teknik menyusui yang salah atau
perawatan yang tidak betul pada payudara. Infeksi monilia dapat mengakibatkan
lecet.
Penatalaksanaan
·
Teknik menyusui yang benar
·
Puting harus kering
·
Olesi dengan ASI
·
Pemberian vitamin E
·
Menyusui pada payudara yang
tidak lecet. Bila lecetnya hebat maka menyusui dapat ditunda 24-48 jam. ASI
dikeluarkan dengan ekspresi dengan tangan atau dipompa
2.6 Reluctant
Nurser
Reluctant Nurser adalah
bayi yang tidak suka menyusui, Suatu keadaan dimana bayi tidak suka menyusu.
Etiologi
Hal ini disebabkan oleh :
Ø Pancaran
ASI terlalu kuat sehingga mulut bayi terlalu penuh. Akibatnya sebentar-bentar
bayi akan berhenti menghisap.
Ø Nipple
Confusion ( bingung puting ) pada bayi
yang menyusui diselang-seling dengan susu botol sering mengalami kebingungan,
karena anatomi puting susu dan dot lain. Pada menyusui si bayi harus mengisap
dengan cukup kuat, pada dot susu akan mengalir dengan isapan ringan. Hal ini
menyebabkan bayi malas menyusu pada ibunya.
Ø Pada
bayi yang mengantuk kadang-kadang malas menyusu.
Pada
dasarnya menyusui adalah suatu proses ibu dan bayinya.
2.7 Puting
Rata
Dengan
pengurutan putting susu, posisi putting susu ini akan menonjol keluar seperti
keadaan normal. Jika dengan pengurutan posisinya tidak menonjol, usaha selanjutnya
adalah dengan memakai Breast Shield atau dengan pompa payudara(Breast Pump).
Jika dengan cara-cara tersebut diatas
tidka berhasil (ini merupakan True Inverted Nipple) maka usaha koreksi
selanjutnya adalah dengantindakan pembedahan (operatif).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menyusui adalah cara yang optimal dalam memberikan
nutrisi dan mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh
kedua pertama, kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga
tahun kedua dan tahun-tahun berikutnya.
Beberapa masalah yang sering timbul dalam masa laktasi,
biasanya adalah:
1. Pembesaran
payudara
2. Ductus
tersumbat
3. Mastitis
4. Abses
5. Puting
lecet
6. Reluctant
nurser
7. Puting
rata.
Ibu harus selalu memelihara payudara dan memperbaiki
posisi pada saat menyusui bayi, karena hal itu adalah salah satu penyebab dari
ketidaknyamanan dan masalah yang sering timbul dalam masa laktasi.
3.2 Saran
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
kita sebagai tenaga kesehatan bersama para ibu harus bekerja sama dalam
memelihara kesehatan diri dan lingkungan terutama kesehatan payudara pada ibu
menyusui. Untuk itu kita harus memberikan pendidikan kesehatan pada ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, IBG. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.1998.
Prawirohardjo, Sarwono. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : JNPKKR –
POGI, YBP-SP.2002.
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : JNPKKR – POGI, YBP-SP.
2010.
No comments:
Post a Comment
Teriakasih sudah memberikan komentar yang baik di blog ini.
Jangan lupa berkunjung kembali dan tinggalkan komentarnya lagi ya !!!!