perlengkapan dapur

Saturday, May 26, 2012

Makalah Patologi Menyusui

MAKALAH
PATOLOGI MENYUSUI
Untuk memenuhi salah satu mata kuliah Obstetri Patologi




Oleh   :
Danti Nursamsi
Dwi Astuti
Dwi Resi
Ratih Dwi Lestari
Vina Lubiana



PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
POLTEKKES TNI AU CIUMBULEUIT BANDUNG
2011








KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah swt. karena telah memberikan rahmat dan perlindungan-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
            Adapun makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Obstetri Patologi.
            Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kemudian, kami tak lupa untuk mengucapkan banyak terima kasih kepada semua orang yang telah membantu dalam terselesainya makalah ini. Semoga mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.


Bandung,                         2012


Penyusun









DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................
Daftar isi ......................................................................................................
Bab I Pendahuluan
          1.1 Latar Belakang …………..............................................................
          1.2 Tujuan ..........................................................................................
Bab II Pembahasan
2.1 Pembesaran payudara ................................................................
           2.2 Ductus tersumbat ........................................................................
           2.3 Mastitis ........................................................................................
           2.4 Abses ..........................................................................................
           2.5 Puting lecet .................................................................................
           2.6 Reluctant nurser ..........................................................................
           2.7 Puting rata ...................................................................................
Bab III Penutup
          3.1 Kesimpulan ……………………………………………….................
          3.2 Saran ……………………………………………………...................
Daftar Pustaka ……………………………………………………………..........
I
ii

1
2

3
3
4
5
6
6
7

8
8
9





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan aman. Selama masa kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak terpisahkan. Kesehatan ibu hamil dan menyusui adalah persyaratan penting untuk fungsi optimal dan perkembangan kedua bagian unit itu.
Dalam menanti kelahiran bayi, ibu harus menyiapkan terlebih dahulu keadaan psikologinya dalam menghadapi bayinya nanti, terutama dalam hal menyusui bayi. Menyusui adalah cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua pertama, kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun-tahun berikutnya.Berikut langkah-langkah yang harus diambil untuk mempersiapkan ibu secara kejiwaan untuk menyusui bayinya:
·           Mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ia dapat sukses dalam menyusui bayinya; menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan menyusui adalah proses alamiah yang hampir semua ibu berhasil menjalaninya, bila ada masalah hubungi dokter atau petugas kesehatan yang berkompeten.
·           Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu buatan/formula
·           Memecahkan masalah yang timbul pada ibu yang mempunyai pengalaman menyusui sebelumnya, pengalaman kerabat atau keluarga lain
·           Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan dalam keluarga, ibu dapat beristirahat cukup untuk kesehatannya dan bayi sehingga perlu adanya pembagian tugas dalam keluarga
·           Setiap saat ibu diberi kesempatan untuk bertanya dan dokter atau petugas kesehatan harus dapat memperlihatkan perhatian dan kemauannya dalam membantu ibu sehingga hilang keraguan atau ketakutan untuk bertanya tentang masalah yang tengah dihadapinya.
Adapun ketidaknyamanan pada payudara pada saat menyusui mungkin disebabkan karena pembesaran, duktus tersumbat, mastitis, abses, puting lecet, reluctant nurser dan puting rata.

1.2    Tujuan

·         Untuk mengetahui ketidaknymanan yang terjadi pada saat menyusui
·         Untuk mengetahui tanda dan gejala kelainan pada saat menyusui
·         Untuk mengetahui penatalaksanaan kelainan
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pembengkakan payudara (Engorgement)
            Etiologi
Disebabkan karena pengeluaran ASI tidak lancar karena bayi tidak cukup sering menyusui atau terlalu cepat disapih. Bisa juga disebabkan karena kondisi penuh yang berlebihan pada payudara.

Gejala
Payudara yang mengalami pembesaran cendrung panas dan nyeri dengan kulit tegang dan mengkilat. Pada periode pascapartum awal, payudara yang membesar tidak hanya penuh oleh air susu. Payudara juga terdiri dari darah ekstra dan limfe yang tertarik ke payudara karena perubahan hormon yang mempresipitasi produksi air susu matur.
Perlu dibedakan antara payudara bengkak dengan payudara penuh. Pada payudara bengkak: payudara odem, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan ASI tidak keluar kemudian badan menjadi demam setelah 24 jam. Sedangkan pada payudara penuh: payudara terasa berat, panas dan keras. Bila ASI dikeluarkan tidak ada demam.

Penatalaksanaan:
  • Payudara dikompres dengan air hangat
  • Payudara diurut sehingga air susu mengalir keluar, atu dengan pompa payudara.
  • Bayi disusui lebih sering
  • Untuk menghilangkan rasa sakit, diberi pengobatan dengan tablet analgetika

2.2        Duktus Tersumbat (Obstructed Duct)
 Etiologi

1.    Air susu mengental hingga menyumbat lumen saluran. Hal ini terjadi sebagai akibat air susu jarang dikeluarkan.
2.    Adanya penekanan saluran air susu dari luar.
3.    Pemakaian bra yang terlalu ketat.
Terjadi karena statis saluran ASI ( duktus laktiferus ) secara lokal, sehingga timbul benjolan lokal. Duktus tersumbat merupakan kejadian yang hampir umum pada minggu-minggu pertama menyusui. Jika sumbatan tidak hilang dalam 24-28 jam, ibu sebaiknya dirujuk untuk evaluasi lebih lanjut termasuk pencitraan ultrasonik atau stereotaktik. Kanker payudara, retensi ASI, atau galaktosel diperkirakan mengkibatkan duktus tersumbat.
Gejala
1.    Pada payudara duktus terlihat jelas dan lunak pada perabaan (pada wanita kurus).
2.    Payudara terasa nyeri dan bengkak pada payudara yang tersumbat.
Penatalaksanaan
1.    Payudara dikompres dengan air hangat dan air dingin setelah bergantian, setelah itu bayi disusui.
2.    Lakukan masase pada payudara untuk mengurangi nyeri dan bengkak.
3.    Menyusui bayi sesering mungkin.
4.    Bayi disusui mulai dengan payudara yang salurannya tersumbat.
5.    Gunakan bra yang menyangga payudara.
6.    Posisi menyusui diubah-ubah untuk melancarkan aliran ASI.
2.3       Mastitis
Definisi
Suatu proses infeksi pada payudara yang dapat menimbulkan reaksi sistemik ibu misalkan demam. Payudara tampak bengkak, kemerahan, dan dirasakan nyeri. Biasanya terjadi beberapa minggu setelah melahirkan.
Etiologi
Umumnya didahului dengan: putting susu lecet, saluran air susu tersumbat atau pembengkakan payudara. Mastitis noninfektif dapat terjadi akibat duktus yang tersumbat, yang menyebabkan reabsorpsi air susu dari duktus ke dalam ruang interstisial dalam jaringan payudara. Mastitis infektif yaitu trauma yang menyebabkan jalan masuk ke dalam payuda

Penatalaksanaan
·         Jangan berhenti menyusui, teruskan dengan mulai menyusui atau dipompa
·         Istirahat
·         Kompres denagn air hangat atau dingin
·         Untuk mengurangi rasa sakit diberi pengobatan dengan tablet analgetika
·         Untuk mengatasi infeksi diberi pengobatan dengan antibiotika.
·         Minum banyak

2.4    Abses Payudara
Definisi
Abses adalah oengumpulan pus terlokalisasi di payudara, dibentuk oleh sel yang mengalami disintegrasi dan dikelilingi oleh area yang mengalami inflamasi. Mastitis yang tidak ditangani dapat menyebabkan pembentukan satu atau beberapa abses dalam payudara. Sebagian abses perlu dilakukan insisi pembedahan dan mingkun cairan dialirkan ke luar.
Etiologi
Dapat terjadi karena sekunder pada mastitis atau luka pada payudara yang terinfeksi Infeksi bakterial, khususnya staphylococcus virulent. Hal ini disebabkan oleh meluasnya peradangan dalam payudara tersebut, dan menyebabkan ibu tampak lebih parah sakitnya, payudara lebih merah mengkilap, benjolan tidak sekeras seperti pada radang payudara (mastitis), tetapi tampak lebih penuh/bengkak berisi cairan.

Penatalaksanaan
ü  Kultur pus atau sekresi dari putting susu, untuk menentukan antibiotika yang ampuh.
ü  Stop menyusui pada payudara yang ada absesnya, ASI harus dipompa
ü  Atau kalau ada indikasi untuk tindakan operatif, dibuat pengeluaran (drainage)pus
ü  Jika penyebabnya bukan bakteri virulent, bayi dapat diberi air susu ibunya asal saja ibu sudah diberi antiobiotika 12 jam sebelumnya
ü  Ibu dengan keadaan penyakitnya berat dan keadaan umum tidak baik, bayi diberi ASI donor.
ü  Istirahat dan banyak minum

2.5    Puting Lecet
Etiologi
Dapat disebabkan oleh teknik menyusui yang salah atau perawatan yang tidak betul pada payudara. Infeksi monilia dapat mengakibatkan lecet.
Penatalaksanaan
·         Teknik menyusui yang benar
·         Puting harus kering
·         Olesi dengan ASI
·         Pemberian vitamin E
·         Menyusui pada payudara yang tidak lecet. Bila lecetnya hebat maka menyusui dapat ditunda 24-48 jam. ASI dikeluarkan dengan ekspresi dengan tangan atau dipompa

2.6       Reluctant Nurser
Reluctant Nurser adalah bayi yang tidak suka menyusui, Suatu keadaan dimana bayi tidak suka menyusu.
Etiologi
Hal ini disebabkan oleh :
Ø  Pancaran ASI terlalu kuat sehingga mulut bayi terlalu penuh. Akibatnya sebentar-bentar bayi akan berhenti menghisap.
Ø  Nipple Confusion ( bingung puting )  pada bayi yang menyusui diselang-seling dengan susu botol sering mengalami kebingungan, karena anatomi puting susu dan dot lain. Pada menyusui si bayi harus mengisap dengan cukup kuat, pada dot susu akan mengalir dengan isapan ringan. Hal ini menyebabkan bayi malas menyusu pada ibunya.
Ø  Pada bayi yang mengantuk kadang-kadang malas menyusu.
Pada dasarnya menyusui adalah suatu proses ibu dan bayinya.

2.7       Puting Rata
Dengan pengurutan putting susu, posisi putting susu ini akan menonjol keluar seperti keadaan normal. Jika dengan pengurutan posisinya tidak menonjol, usaha selanjutnya adalah dengan memakai Breast Shield atau dengan pompa payudara(Breast Pump). Jika dengan cara-cara tersebut  diatas tidka berhasil (ini merupakan True Inverted Nipple) maka usaha koreksi selanjutnya adalah dengantindakan pembedahan (operatif).












BAB III
PENUTUP



3.1    Kesimpulan
Menyusui adalah cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua pertama, kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun-tahun berikutnya.
Beberapa masalah yang sering timbul dalam masa laktasi, biasanya adalah:
1.    Pembesaran payudara
2.    Ductus tersumbat
3.    Mastitis
4.    Abses
5.    Puting lecet
6.    Reluctant nurser
7.    Puting rata.
Ibu harus selalu memelihara payudara dan memperbaiki posisi pada saat menyusui bayi, karena hal itu adalah salah satu penyebab dari ketidaknyamanan dan masalah yang sering timbul dalam masa laktasi.



3.2    Saran
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, kita sebagai tenaga kesehatan bersama para ibu harus bekerja sama dalam memelihara kesehatan diri dan lingkungan terutama kesehatan payudara pada ibu menyusui. Untuk itu kita harus memberikan pendidikan kesehatan pada ibu.







DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, IBG. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.1998.
Prawirohardjo, Sarwono. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : JNPKKR – POGI, YBP-SP.2002.
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : JNPKKR – POGI, YBP-SP.
2010.

No comments:

Post a Comment

Teriakasih sudah memberikan komentar yang baik di blog ini.
Jangan lupa berkunjung kembali dan tinggalkan komentarnya lagi ya !!!!